Indonesia Dorong Peran Strategis WIPO FACE di Forum Ekonomi Kreatif Lintas Kawasan

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 21:39 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Andrieansjah, menjadi salah satu pembicara utama dalam topik “Patrons of the New Global Community Engagement Platform WIPO Fantastic Agents for the Creative Economy (FACE)” Sesi ini merupakan bagian dari Cross-Regional Forum on Intellectual Property and the Creative Economy yang digelar di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, pada 12–14 Agustus 2025.

Dalam diskusi panel, Andrieansjah menegaskan bahwa Patrons WIPO FACE harus memposisikan diri tidak hanya sebagai pendukung dana, tetapi juga sebagai konvener, konektor, dan katalis dalam penguatan ekosistem ekonomi kreatif global.

pt-vale-indonesia

“Peran Patrons WIPO FACE tidak boleh hanya bersifat simbolis. Mereka harus menjadi arsitek ekosistem, penguat suara kreator, dan penggerak inovasi. Langkah ini akan membantu pelaku kreatif beralih dari pinggiran menuju arus utama ekonomi kekayaan intelektual (KI) global,” ujar Andrieansjah.

Ia juga menekankan pentingnya membangun platform dengan tujuan yang jelas dan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk memperluas interaksi lintas negara dan bahasa.

“Kita perlu memanfaatkan teknologi, termasuk AI, untuk membuka akses tanpa batas. Bahasa dan jarak tidak boleh menjadi hambatan bagi kreator untuk berkolaborasi dan berkembang,” tambahnya.

Selain itu, Andrieansjah mengingatkan bahwa inklusivitas adalah kunci keberhasilan WIPO FACE.

“Platform ini harus mampu memberikan ruang bagi semua, termasuk kreator yang mungkin belum dikenal luas. Justru dari mereka sering lahir ide-ide segar yang dapat memperkaya ekosistem kreatif global,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan tujuh kontribusi utama yang dapat dilakukan Patrons, yaitu pendanaan strategis berbasis indikator dampak; advokasi kebijakan global yang adil; penyediaan teknologi dan infrastruktur untuk perlindungan dan monetisasi karya; pertukaran pengetahuan lintas negara; penguatan visibilitas WIPO FACE; pengarusutamaan keberagaman dan inklusi; serta pengukuran dan komunikasi dampak melalui riset dan kisah sukses kreator.

Panel juga membahas pentingnya keberlanjutan program lintas generasi, termasuk inisiatif yang melibatkan anak-anak dan generasi muda untuk membangun kesadaran tentang pentingnya KI sejak dini.

Selain Andrieansjah, panel diisi oleh perwakilan dari Tiongkok, Thailand, dan Uruguay, dengan moderator Andrew Ong, Direktur Divisi Asia dan Pasifik WIPO.

Diskusi menghasilkan kesepahaman bahwa WIPO FACE harus menjadi wadah yang menghubungkan pembuat kebijakan, kreator, dan mitra bisnis, sekaligus melindungi budaya serta nilai moral dalam pemanfaatan teknologi, termasuk AI.

Melalui partisipasi aktif ini, DJKI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat ekosistem kekayaan intelektual dan ekonomi kreatif nasional, serta berperan aktif dalam membangun kolaborasi global yang inklusif dan berkelanjutan.

Menanggapi forum internasional tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan (Kakanwil Kemenkum Sulsel), Andi Basmal, mengapresiasi langkah strategis Indonesia dalam mendorong peran WIPO FACE sebagai platform global ekonomi kreatif. Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi kekayaan intelektual sebagai motor penggerak ekonomi nasional, khususnya di kawasan timur Indonesia.

“Sulawesi Selatan memiliki kekayaan budaya dan kreativitas lokal yang luar biasa, mulai dari kerajinan tangan, hingga inovasi teknologi dari para startup lokal. Melalui platform WIPO FACE, kami melihat peluang besar untuk menghubungkan kreator lokal dengan pasar global dan memberikan perlindungan hukum yang memadai atas karya-karya mereka,” ujar Andi Basmal.

Lebih lanjut, Andi Basmal menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan program-program kekayaan intelektual yang inklusif dan berkelanjutan. Ia berkomitmen untuk mengembangkan berbagai program sosialisasi dan pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif di Sulawesi Selatan, termasuk menyediakan layanan konsultasi kekayaan intelektual yang mudah diakses oleh masyarakat. “Kami akan terus memperkuat koordinasi dengan DJKI untuk memastikan bahwa manfaat dari kolaborasi global ini dapat dirasakan langsung oleh kreator dan pelaku UMKM di daerah,” pungkasnya. (*)


BACA JUGA