SDIT Ar-Rahmah Tak Terima Guru Perokok

Kamis, 14 April 2016 | 19:10 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Aris Taoemesa - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com — Maraknya kasus kekerasan di institusi pendidikan seperti di sekolah, perlu meendapatkan perhatian yang besar, utamanya kekerasan fisik.

Salah satu cara pemerintah untuk menekan angka kasus kekerasan ini, adalah menanamkan kedisiplinan yang ketat terhadap pendidik dan pengajar di sekolah, seperti di SDIT Ar-Rahmah.

pt-vale-indonesia

Sebagai sekolah yang terpilih menjadi sekolah bervisi ramah anak, pihak sekolah memperketat penerimaan staf dan guru.

“Syarat untuk jadi staf dan pengajar tidak boleh merokok apalagi narkoba. Kita larang merokok, bukan hanya dalam kelas tapi di luar ruangan juga, jadi betul-betul tidak ada yang merokok,” kata Jusria Kadir, selaku kepala sekolah SDIT Ar-Rahmah.

Selain itu, Jusria menjelaskan, untuk lebih memperhatikan pendampingan yang maksimal, ia menerapkan program dua guru dalam satu kelas, yakni guru kelas dan wali kelas.

“Kita selalu ditanya, kenapa banyak sekali gurunya. Itu karena kita terapkan dua guru dalam satu kelas, ada wali kelas ada guru kelas. Belum lagi guru mengajar yang spesialis seperti TIK, Penjaskes, dan Seni” ungkap Jusria.(*)


BACA JUGA