Kepala Disnaker Kota Makassar, Andi Irwan Bangsawan/Int

Perusahaan Minta Subsidi Vaksinasi Gotong Royong, Ini Jawaban Disnaker Makassar

Selasa, 08 Juni 2021 | 23:11 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Perusahaan di Kota Makassar meminta adanya subsidi untuk ikut dalam program vaksinasi gotong royong. Hal itu direspon Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Makassar.

Disampaikan Kepala Disnaker Kota Makassar, Andi Irwan Bangsawan, pihaknya tidak punya kewenangan untuk memutuskan. Pasalnya, program tersebut berasal dari pemerintah pusat.

pt-vale-indonesia

“Kita akan komunikasi. Kalau subsidikan, itu kewenangan pusat,” singkatnya saat dihubungi, Selasa (08/06/2021).

Kendati begitu, Irwan mengaku jika pihaknya akan mencari solusi terbaik bagi perusahaan untuk mengikuti program tersebut. Sebab, menurutnya, pelaksanaannya perlu diikuti untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkup kerja.

“Kita lihat dulu kondisinya bagaimana, karena banyak perusahaan besar juga disini, kita mau tanya dulu apa kendalanya. Juga kita akan sampaikan ke pak Wali (Danny Pomanto), beliau nanti yang akan memutuskan,” sambungnya.

Di luar dari persoalan biaya, pihaknya mendorong agar perusahaan tetap mengikuti program vaksinasi gotong royong. Sehingga, para pekerja mampu bekerja dengan nyaman sebab sudah punya imunitas yang kuat.

“Kita berharap perusahaan ini bisa memvaksin karyawannya segera. Nanti kita akan membuat Surat Edaran juga,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Makassar, Muammar Muhayyang berharap ada solusi bagi perusahaan untuk bisa mengikuti program vaksinasi gotong royong ini. Persoalan harga dihadapan bisa menjadi perhatian khusus bagi pemerintah.

“Kita dilematis karena ada juga yang gratis. Bahkan ada sebagai karyawan dari perusahaan itu yang sudah memang divaksin. Negosiasi harga kita harapkan ada,” kata Muammar. (*)

Sejauh ini, Apindo Kota Makassar melaporkan bahwa program ini belum berjalan. Sementara pendaftar pun masih sedikit.

“Belum ada info balik, slow. Yang daftar masih tetap 5 perusahaan. Itu lagi mereka masih,” tutupnya.(*)


BACA JUGA