
Awal Pengaruh Islam dalam Ayat-Ayat Pemikat Hati Cenning Rara Bugis-Makassar
Makassar, GoSulsel.com – Cenning Rara dalam praktek kebudayaan Bugis-Makassar pada hakikatnya adalah prosesi yang dilakukan guna memancarkan aura dalam diri, dengan melantunkan doa’-do’a, yang disertai gerakan-gerakan tertentu.
Baca-baca (teks do’a) Cenning Rara pada awalnya murni berbahasa Bugis atau Makassar, yang seiring masuknya islam, akhirnya terkooptasi dengan lafal keislaman.

“Ketika Islam datang ke dalam kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan, isi narasi (kebudayaan) berubah (menjadi) narasi Islam. Narasi Islam ini dimaksudkan untuk menceritakan kehidupan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-zahra. Keduanya simbol (contoh) sempurna dari manusia sebagai suami-istri, ayah-ibu, anak-anak,” tulis Supratman dalam penelitiannya yang dimuat pada Journal of International Academic Research for Multidisciplinary, tahun 2015.
Baca juga : Cenning Rara, aya-ayat pemikat hati Bugis-Makassar
Nuansa keislaman tersebut hadir pada beberapa ayat-ayat Cenning Rara yang menyantumkan nama Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-zahrah. Seperti yang terdapat pada dua bacaan Cennning Rara berikut ini: