Abdul Rahman, dari Jualan Kopi Hingga Jadi Anggota TNI
Halaman 1
Pare-Pare, GoSulsel.com – Serka Abdul Rahman, personil TNI Detasemen Perhubungan (Denhub Rem 142) Kota Parepare, mengaku perjalanan kariernya dimulai dari berjualan kopi. Dari hasil berjualan kopi itulah ia membiayai sekolahnya hingga bisa jadi anggota TNI berpangkat Serka.
“Sejak saya kelas 2 SMA Negeri 1 Kabupaten Bulukumba, tahun 1993 sampai tahun 1994, sudah membantu jualan kopi di warkop Anugerah Bulukumba, di terminal. Tamat sekolah tahun 1996, saya ditawari mengelola warkop pak guru BP SMA Negeri 1 Bulukumba,” kenang Serka Abdul Rahman di warung kopi Triple Soul, Pare-Pare, Senin (14/09/2015).
Setahun bekerja pada guru BP SMA Negeri 1 Pare-Pare, Rahman telah berhasil menjadikan warung kopi yang berada di kompleks Terminal Bulukumba sebagai miliknya sendiri.
Rupiah demi rupiah dikumpulkan Rahman dari keuntungan menjual kopi dan ditabung dalam celengan bambunya. Ketika simpanannya telah cukup Rp 5 juta, ia lantas memilih untuk memakainya mendaftar masuk TNI di Ajendam VII Wirabuana Makassar.
“Pas celengan bambu saya pecah, info pendaftaran anggota TNI terbuka. Besoknya langsung mendaftar dengan ijin dan restu orang tua, hingga lulus dan jadi anggota TNI,” kisah Rahman.
Halaman 2
Serka Abdul Rahman, mengaku tak pernah sekalipun meminta uang sekolah kepada orang tuanya. Padahal ayah Serka Abdul Rahman kala itu adalah seorang pejabat daerah Bulukumba.
“Waktu itu Bapak Muhammad Albar Story menjabat berbagai jabatan di Bulukumba. Bapak saya mantan Kepala BKD Bulukumba, mantan Direktur PDAM, dan mantan Camat Kecamatan Bonto Tiro, Bulukumba. Saat beliau menjabat camat, ia sempat meraih peringkat pertama pemasok pajak terbesar se-Indonesia Timur tahun 1993,” tutur Rahman.
Serka Rahman mengaku, kopi dan warkop tak bisa ia lupakan. Saat jam istirahat, Rahman selalu menyempatkan diri untuk meminum kopi di warkop mana saja di Pare-Pare.
“Saya ingin menjadi anggota TNI yang mempunyai rasa patriotisme seperti bapak saya. Bayangkan saja bapak saya hingga ia pensiun tidak memiliki kendaraan bahkan rumah, karena kejujurannya. Tak ada warisan. Kami hanya mendapat warisan amanah menjaga negara ini dengan baik dan hindari perilaku yang tidak bagus, seperti perilaku korupsi,” imbuh Serka Abdul Rahman.
Kontributor: Suddin Syamsuddin