Pangkalan para penjual es poteng keliling berkumpul membeli poteng yang dikirim dari Jeneponto dan Takalar. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Kring… Kring…! Cerita Perjalanan Semangkuk Es Poteng

Jumat, 23 Oktober 2015 | 14:59 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Pernah mencoba yang namanya es poteng? Kudapan ini berasal dari singkong rebus yang difermentasikan kurang lebih 3 hari dalam wadah yang dilapisi daun pisang. Rasanya? Legit!

Tapi poteng yang beredar di Makassar ini khususnya yang dijual keliling bahannya bukan berasal dari kota ini. Melainkan hasil alam Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Takalar. Kedua daerah itu memang sudah terkenal sebagai penghasil singkong terbaik di Sulawesi Selatan selain Bone.

“Di sana memang banyak penjual ubi singkong putih. Singkong kuning tidak adami. Tapi dulu pernah ada,” ungkap Daeng Itung, salah seorang penjual es poteng di Jalan Pettarani (samping Brown Sugar).

Tak hanya bahannya yang berasal dari Jeneponto dan Takalar. Tapi juga proses pembuatannya. Poteng atau tape singkong ini setiap hari diambil dari rumah pedagang-pedagang poteng di kedua daerah itu. Dari situ, lantas dikirim ke Jalan AP Pettarani menggunakan angkutan kendaraan umum (pete-pete).

Daeng Tawang yang merupakan kerabat Daeng Itung ini menjelaskan, tidak cukup sehari tape itu dikirim hingga sampai di lokasi Jl AP Pettarani. Tape yang sudah dikemas dengan ember ukuran sedang itu dikirim oleh keluarga masing-masing yang berada di kampung (Jeneponto dan Takalar).

Halaman 2

Sesampainya di Jl AP Pettarani, para penjual jajanan si kuning manis ini siap mengitari Makassar. Mereka menggunakan sepeda dengan iringan denting lonceng sebagai penanda setiap penjualnya. Dan suaranya sudah tidak asing lagi di telinga warga Makassar. Dengan harga Rp 10 ribu, Anda bisa menikmati semangkuk es poteng dengan tambahan sirup merah khas Makassar.

Jika ingin menikmati es poteng, pelanggan bisa menjumpainya di Jl AP Pettarani, mulai pukul 7 sampai pukul 9 pagi. Pelanggan juga bisa membeli tape singkong saja dengan harga Rp 10 ribu untuk 1 kantong plastik sekitar 500 gram. Atau tunggu saja lewat depan rumah Anda. Bunyinya kring… kring…!


BACA JUGA