Ilustrasi
#

Soppeng Jadi Patokan Pertarungan Ekspektasi Versus Uang Pilkada Sulsel

Selasa, 03 November 2015 | 21:23 Wita - Editor: Nilam Indahsari -

Halaman 1

Soppeng, GoSulsel.com – Kekuatan uang para pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada 11 Sulsel 2015, disebut jadi salah satu penentu peluang terpilihnya kandidat. Meski tak jadi faktor utama, namun potensi politik uang di daerah yang hanya menyajikan pertarungan 2 Paslon akan lebih mudah mempengaruhi pilihan para pemilih.

Selain hanya ada 2 pilihan saja, ekspektasi atau harapan besar mayoritas masyarakat terhadap calon pemimpin yang dianggap mampu memberikan perubahan. Perubahan itu dapat terjadi pada hari terakhir karena faktor uang. Pilkada di Kabupaten Soppeng akan jadi salah satu tolak ukur pertarungan ekspektasi versus uang.

pt-vale-indonesia

Hanya ada 2 Paslon yang bakal bertarung di Pilkada Soppeng antara pasangan nomor urut 1, Lutfi Halide-Andi Zulkarnain Soetomo (LHD-Azas), versus pasangan nomor urut 2, Andi Kaswadi Razak-Supriansa (Akar-Super). Harapan masyarakat Bumi Latemmamala–julukan Soppeng–terhadap pemimpin baru yang dapat memberikan perubahan besar di daerahnya, tampak lebih dominan kepada Kaswadi dan Supriansa.

Hal itu terbukti pada tiap kunjungan sosialisasi dan kampanye Paslon usungan Golkar, Gerindra, Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera ini. Ratusan warga Soppeng tak pernah absen memadati lokasi kedatangan mereka. Ada begitu banyak harapan yang diinginkan masyarakat, baik peningkatan pertanian, perekonomian, dan pembangunan, serta terbukanya lapangan kerja yang luas bagi masyarakat.

“Saya anggap hanya Akar-Super yang mampu memenuhi harapan masyarakat Soppeng yang menginginkan perubahan. Bisa lihat sendiri besarnya minat masyarakat untuk hadir saat mereka sosialisasi,” kata Henrik, yang merupakan warga Kecamatan Marioriwawo, Dusun Sanuale kabupaten Soppeng, Selasa (03/10/2015).

Halaman 2

Menurut Henrik, trauma akan kepemimpinan bupati sebelumnya, Andi Soetomo, memantik minat besar masyarakat Soppeng untuk memilih pemimpin baru yang mampu memajukan daerah mereka. Sebab, 2 periode masa kepempinan Andi Soetomo dianggap belum mampu meningkatkan pembangunan serta taraf kesejahteraan masyarakat Bumi Latemmamala.

Peningkatan bidang pertanian, birokrasi yang bersih, keterlibatan investor dengan perbaikan infrastruktur yang layak, serta pengembangan pusat pariwisata permandian Ompo’ jadi salah satu tawaran Akar-Super bagi para calon pemilihnya.

Kaswadi yang merupakan mantan ketua DPRD Soppeng, serta profesi Supriansa sebagai pengacara dan pergaulannya yang cukup luas pada skala nasional, jadi salah satu alasan mengapa pasangan Akar-Super dianggap merupakan pasangan ideal untuk Soppeng ke depan.

Olehnya, pasangan Akar-Super disebut mewakili ekspektasi mayoritas masyarakat Soppeng ke arah yang lebih baik. Namun, menurut pengamat politik dan pemerintahan asal Universitas Hasanuddin, Andi Haris, meski kehadiran Akar-Super lebih dominan dalam menarik hati para pemilih, namun hal itu belum menjamin peluang keterpilihan mereka.

Mengingat rival mereka Lutfi Halide (LHD) sebelumnya adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulsel. Selain itu lanjut Andi Haris, LHD juga merupakan besan Gubernur Sulsel dua periode Syahrul Yasin Limpo (SYL). Sementara, wakilnya Andi Zulkarnain merupakan seorang putra mahkota dari bupati Soppeng 2 periode Andi Soetomo.

Halaman 3

“Kekuatan pengaruh LHD-Azas tetap berpeluang menepis dominasi Akar-Super,” katanya saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya.

Andi melanjutkan, faktor pengaruh birokrasi dan uang adalah 2 kekuatan besar yang dapat mengubah niat masyarakat di Pilkada. Hal itu, kata dia, didasari pengalaman pada perhelatan Pilkada sebelumnya. Saat itu, potensi keterlibatan birokrasi secara terstruktur, sistematis dan massif (TSM) dapat memberikan pengaruh yang besar pada pemilih. Meskipun, kata dia, para PNS tetap dituntut wajib netral dalam Pilkada. Namun, celah dalam regulasi tetap saja dapat dimanfaatkan.

“Jajaran birokrasi dapat merubah minat awal masyarakat. Apalagi jika ditunjang dengan celah politik uang, maka mobilisasi pemilih bisa sangat besar. Itulah kami harapkan seluruh kandidat dapat bertarung secara fair dan sehat demi melahirkan pemimpin yang adil,” kata Andi.


BACA JUGA