Bungung Barania, Wisata di Gowa
Bungung Barania yang terletak di Kabupaten Gowa. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Bungung Barania, Sumur Tua Kepercayaan Raja Gowa

Sabtu, 07 November 2015 | 14:25 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Di daerah Matoallo, Kecamatan Bajeng, terdapat sumur yang dipercaya oleh sebagian warga Gowa sebagai tempat minum dan mandi para raja saat itu yang namanya Karaeng Bajeng. Lokasi ini sudah ada sejak ratusan tahun lamanya.

“Sumur itu biasa dipake oleh raja dan para prajuritnya untuk minum dan mandi. Namun Bungung Barania diambil dari kata Bungung yang merupakan minum atau mandi sedangkan Barania merupakan bahasa Makassar yang berati orang yang berani. Kesimpulannya, Bunggung Barania adalah air untuk mandi dan minum orang-orang berani,” jelas H Bau, juru kunci sekaligus keturunan Karaeng Bajeng, kepada GoSulsel.com, Kamis (05/11/2015).

pt-vale-indonesia

Menurutnya, pada abad ke-15 ada seorang raja yang berkuasa. Lantas ia memperluas wilayahnya sampai ke Takalar dan akhirnya pindah ke Bajeng. Karaeng Loe atau yang biasa dipanggil Karaeng Bajeng itu melakukan perjalanan bersama pengikutnya dan akhirnya sampai di sebuah perkampungan.

Di perkampungan itu, karaeng ini merasa kehausan melalui perjalanan panjang. Sedangkan air tidak ada untuk melepas dahaganya. Akhirnya dengan ilham yang diperolehnya, tongkat yang dipegangnya dientakkan ke tanah. Walhasil, keluarlah air dari tanah itu.

“Setelah dia hentakkan itu tongkat ke tanah, keluarmi air. Jadi semua pengikutnya dan dia juga ikut minum. Setelah dia minum itu air, kenapa perasaannya jadi tambah semangat dan berani. Itumi asal muasal air dari sumur Bunggung Barania,” kisah H Bau.

Halaman 2
Bungung Barania, Wisata di Gowa

Pagar dan kawat berduri yang dipasar di sekitar Bungung Barania. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Setiap waktu yakni Senin, Kamis, dan Minggu, para peziarah melakukan kunjungan untuk memanjatkan doa. Hal itu dilakukan karena banyaknnya warga dan pendatang mempercayai kekuatan magis dari air sumur itu. H Bau, salah seorang yang biasa memandikan orang yang merasa tubuhnya sakit, dan lain-lain.

“Pengunjung biasa memanjatkan doa di sana dan menjadikan air ini sebagai sarana untuk memohon kepada Tuhan agar penyakit yang dideritanya bisa sembuh,” katanya.

Bahkan bukan hanya warga lokal saja. Namun ada juga sebagian dari Surabaya dan daerah Jawa, termasuk warga Tionghoa memanjatkan doa agar keinginannya terkabul.

“Ada orang Tionghoa dari Jawa itu datang ke sini minta sesuatu. Setiap 2 kali sebulan pasti datang. Dia punya nazar kalau berhasil jualannya, dia akan datang terus untuk meminta lagi katanya,” ujar H Bau dan anaknya yang tak ingin disebutkan namanya.

Halaman 3
Bungung Barania, Wisata di Gowa

Pagar di sekitar Bungung Barania. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Lokasi ini berada di tengah pohon yang rindang dan menjulang tinggi. Di sekelilingnya dibangun pagar besi dan kawat berduri. Tampak di dalam sumur itu juga diberi penghalang dengan pagar segi 4 dan di tiap sisi pagar menjulang patung tangan dengan memegang badik yang dihadapkan ke atas. Di dalamnya banyak sisa-sisa sesajen dan lilin bekas ritual.

Selain itu juga, terdapat pohon yang katanya sudah ratusan tahun yang dijaga oleh Longga’ (HantuBungung Barania Ceking Hitam) yang berdiri di sekitar pohon itu. Dan pernah sesekali H Bau melihat sosok raja itu menunggangi kuda dengan berpakaian jubah putih dan sorban menggulungi kepalanya.