Penjual Jas Hujan, Jas Hujan
Salah seorang penjual jas hujan di pinggir jalan Makassar. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Nyanyi Gembira Pedagang Mantel Jelang Musim Hujan di Pinggir Jalan Makassar

Senin, 16 November 2015 | 13:23 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Hujan mulai mengetuk pintu musim. Para pedagang jas
hujan jadi kena ciprat. Bukan air hujan, tapi rezeki.

Sebagian penjual jas anti air itu kini banyak kita dijumpai di pinggiran jalan Makassar. Di sana, mereka memajang jualannya. Seperti di Jl Urip Sumoharjo, Jl Perintis Kemerdekaan, dan Hertasning Baru. Lokasi ini jadi tempat terlaris saat menjual jas hujan di bulan September dan November.

pt-vale-indonesia

GoSulsel.com menemui salah seorang pedagang bernama Sapri (21). Pedagang jas hujan ini menggelar dagangannya di Jl Urip Sumoharjo. Menurut Sapri, pendapatannya sebelum musim hujan sudah bisa mendapat keuntungan rata-rata Rp 200 ribu per hari. Laba itu diperoleh setelah menjual 5-8 buah jas anti air.

“Harganya macam-macam, tergantung kualitasnya ji. Yang paling murah biasanya itu Rp 50 ribu. Jenisnya tipis dan ringan. Tapi kalau yang harga Rp 100 ribu itu lumayan tebal, anti sobek, terus kualitasnya juga bagus,” ujar Sapri kepada GoSulsel.com, Minggu(15/11/2015).

Namun, saat ini Sapri masih belum bisa memperkirakan berapa total keseluruhan barang yang terjual tiap bulannya. Soalnya musim hujan belum tiba.

Halaman 2

“Saat ini belum bisa peki lihatki. Soalnya belumpi masuk musim hujan. Baru mau hujan, kalau hujanmi, bisa meki tauki total jas hujan yang laku,” jelasnya.

Namun tahun lalu, menurut Sapri, ia mendapat keuntungan dari jualan jas hujannya tiap musim hujan. Dirinya mengungkapkan, bisa menjual jas hujan sampai ratusan pasang. Hal itu biasa ia peroleh dengan harga yang sangat minim.

“Saya biar sedikit yang penting laku terus. Lumayan kalau bisaka jual sampai 200 pasang lebih kalau musim hujan lalu. Sama halnya tahun lalu, yang harganya tidak
terlalu mahal. Itulah saya jual jas hujan sekarang samaji dengan harganya tahun lalu,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Ridwan, salah seorang penjual mantel di Jl Perintis Kemerdekaan. Ia juga ikut terjun ke dalam bisnis mantel hujan sebelum musim hujan.

Halaman 3

Ridwan menjelaskan, kebanyakan pembeli yang berasal dari kalangan pekerja memilih jas hujan yang lebih berkualitas. Sedangkan anak muda lebih senang membeli jenis ponco (yang tak pakai celana).

“Biasanya pekerja yang lebih banyak beli dan otomatismi itu yang lebih berkualitas.
Sedangkan anak muda yah, kurang jugaji iyya yang beli, tidak banyak. Tapi biasanya cari yang satu pasang dengan celana,” kata Ridwan.

Lebih lanjut Ridwan mengatakan, tahun lalu ia bisa menghasilkan Rp 1 jutaan tiap
bulan. Dan dalam sebulan ia bisa menjual 200 mantel hingga 300 buah.

Para pedagang mantel di pinggir jalan Makassar biasanya memesan barang dalam
jumlah yang banyak dari Pulau Jawa sebelum musim hujan. Dengan begitu, mereka
bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Sehingga dapat menjualnya dengan
harga yang cukup bersaing namun tetap dapat untung.

Ini foto-fotonya yang lain:

Halaman 4

Penjual Jas Hujan, Jas Hujan

 

 

Halaman 5

Penjual Jas Hujan, Jas Hujan

(*)


BACA JUGA