Klenteng Xian Ma China Town & Berbagai Kisah yang Meruang di Dalamnya
Halaman 1
Makassar, Gosulsel.com – Dari sekian klenteng yang berdiri di China Town, Klenteng Xian Ma adalah yang tertua. Dan kali ini, GoSulsel.com mengajak untuk menengok klenteng yang pernah dibakar saat demontrasi di tahun 1997 ini.
Setelah mengalami peristiwa pembakaran, akhirnya tempat peribadatan penganut Kong Hu Chu ini direnovasi. Namun, facade-nya masih dipertahankan. Jadilah sekarang bangunan klenteng yang memiliki 5 lantai. Sebelumnya, tempat persembahyangan umat Budha ini hanya berlantai satu.
Usai tragedi itu, ternyata tak mengurangi hasrat para warga Tionghoa untuk bersembahyang di klenteng ini. Klenteng ini masih ramai dikunjungi, apalagi di akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
“Kalau Sabtu dan Minggu memang cukup ramai dibanding hari-hari biasanya. Beda dengan hari-hari biasanya, Senin sampai Jumat, agak kurang sepi,” ujar salah seorang staf penjaga klenteng, Ci’ Nelly saat bercakap-cakap dengan GoSulsel.com, Sabtu (02/01/2016).
Begitu masuk ke dalam klenteng yang berdiri sejak 1864 ini, Anda akan langsung disambut oleh Patung Namo Maitreya. Di dalam klenteng berjuluk Istana Naga Sakti ini, juga ada 4 patung Raja Langit dari 4 penjuru mata angin serta ratusan patung dewa-dewi.
Halaman 2
Selain itu, Anda juga bisa menyaksikan relief yang mengisahkan perjalanan sang Budha Sidharta Gautama. Relief ini diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan yang menjabat di tahun 1999.
“Maitreya, Budha yang ada di gerbang itu merupakan Budha yang akan datang. Yang kehadirannya ditunggu-tunggu oleh penganut Budha. Di depan kenapa ada patung itu, (karena) sebagai simbol akan datang Budha lagi di dunia,” ungkap Nelly di sela kesibukannya.
Wanita berumur 47 tahun inipun mengajak GoSulsel.com mengitari seisi klenteng megah di, mulai dari lantai 5 ini. Selain memuat kisah Budha, ada juga altar tempat memuja patung dewa yang berdiri dengan mengenakan pakaian kerajaan Negeri Tionghoa.
“Di lantai 5 seputar kisah Budha Sidharta yang merupakan pangeran dari India. Ibunya yang merupakan seorang ratu bernama Mahamaya bermimpi seekor gajah putih. Hingga akhirnya melahirkan seorang anak yang bernama Sidharta yang kemudian menjadi seorang Budha kelaknya,” terang Taufik, salah seorang petugas yang turut membawa GoSulsel.com mengitari tiap sudut klenteng ini.
Setelah menengok berbagai cerita dan gambar di lantai 5, Taufik mengajak ke lantai 4. Di sana terdapat berbagai pakaian biksu dan suhu sebagai salah seorang yang dipercayakan membimbing para jemaat untuk beribadah. Namun, sayang ruang khusus untuk itu tak bisa dimasuki oleh orang luar. Tapi selain itu, ada juga terlihat patung dewi bertangan banyak yang duduk di atas bunga lontar.
Halaman 3
Sedangkan lantai 3 hingga dasar, tak jauh beda dengan lantai 5. Namun di lantai itu jumlah patung dewa-dewi terlihat sangat banyak berjejer cukup besar. Dan di bawah kaki para dewa-dewi itu terpampang nama mereka masing-masing.
“Kalau di lantai 5,3,2,1 memang diperuntukkkan buat berdoa. Kalau di lantai 3 itu ada patungnya Dewi Kuan Im, yang dikenal dengan dewi kasih sayang dengan berenaka macam penyamaran. Dewi Kuan Im dikenal memiliki tangan yang banyak sambil duduk di atas bunga lontar. Kalau di lantai 2, beraneka macam patung shio, yakni dewa keberuntungan setiap tanggal lahir setiap orang. Tempat ini sering menjadi tempat yang ramai setiap ada kegiatan keagamaan,” ungkap Taufik.
Selain cerita-cerita tadi, masih ada berbagai kisah lain. Semua itu meruang di klenteng yang terletak di Jl Sulawesi No 112 ini.
Berikut foto-fotonya:
Halaman 4
Halaman 5
Halaman 6
(*)