Cakar Pasar Terong, Terbit Sejak Masih Jaman Soeharto
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Seorang perempuan melintas di sebuah jalan kecil sebelah kanal Pasar Terong, Kamis (28/01/2016). di Jl Mesjid Raya Makassar, Kamis (28/1/2016). Dulu, di era Soeharto, jalan yang menyerupai gang ini ditempati pedagang sayur dan buah-buahan. Tapi kini, sepanjang jalan ini dikenal sebagai area penjual cakar (produk fashion bekas).
Salah seorang dari puluhan penjual cakar di pasar ini bernama Kasma. Ia telah puluhan tahun berjualan di tempat ini.
“Awalku menjual di sini belum seperti ini. Masih banyak yang menjual sayuran dan buah walaupun sudah adami penjual cakar. Saya menjual masih sejak jaman Soeharto,” kenangnya saat berbincang dengan GoSulsel.com, Kamis (28/01/2016).
Kasma juga mengatakan, cakar yang dijualnya dibawakan langsung oleh distributor lalu dibagikan ke para penjualnya di pasar ini. Produk-produk itu didatangkan dari Thailand, Malaysia, Singapore, juga India. Terkadang ada pula dari Eropa dan Amerika.
Namanya juga produk bekas, pasti harganya miring. Tapi harganya bervariasi, tergantung jenis dan kualitasnya.
Halaman 2
“Harga pakaian di sini berbagai jenis, mulai dari bahan sampai kualitasnya. Tetapi tetap harganya sangat di bawah dibandingkan dengan aslinya, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu,” paparnya.
Meski barang bekas, namun cakar cukup digandrungi oleh orang-orang yang berbelanja di Pasar Terong. Seperti halnya mahasiswa Sastra dan Bahasa Indonesia Unismuh, Lili, yang saat dijumpai sedang berbelanja cakar di pasar yang terletak di sebelah selatan Masjid Al Markaz Al Islami ini. Lili bercerita, bahwa dirinya sering mengunjungi tempat penjualan cakar di Makassar. Tapi ke Pasar Terong kali ini baru adalah pengalaman pertamanya.
“Kalo ke sini baru pertama kali. Tapi kalo ke tempat lain sering sekalimi. Di rumah ada 1 lemari pakaian cakar dan hari ini akan bertambah lagi,” ujarnya sambil mempelihatkan barang belanjaan cakarnya.(*)