Wakil Walikota Makassar, DR Syamsu Rizal MI saat jadi pembicara di seminal Inspiring Leadership Program, yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (1/2/2016).

Deng Ical Ungkap Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Makassar

Senin, 01 Februari 2016 | 13:46 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Citizen Reporter

Halaman 1

Makassar,GoSulsel.com – Wakil Walikota Makassar, DR Syamsu Rizal MI bersanding bersama pemimpin dari beberapa kabupaten, dalam Inspiring Leadership Program, yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (1/2/2016).

Dalam kegiatan yang diikuti oleh jajaran dosen bersama mahasiswa Fisip Unhas, Wakil Walikota Makassar, yang akrab dengan sapaan deng ical mengungkapkan strategi pengembangan ekonomi lokal di kota Makassar, yakni dengan berasas pada partisipasi.

pt-vale-indonesia

Dengan melihat kemampuan APBD Makassar pada angka 3,32 triliun dengan PDRB mencapai 86 Triliun, dengan visi utama merekonstruksi nasib rakyat, maka dibutuhkan treatmen dan kebijakan yang lebih memihak pada anak lorong.

“Peningkatan perekonomian masyarakat di atas 9 persen selama 11 tahun terakhir, dibarengi dengan permasalahan kesenjangan sosial yang sangat tinggi pula,” ujar deng ical.

Untuk itu, berbagai program program dilakukan salah satunya yakni dengan keberadaan bank sampah, yang memberikan multi efek, baik dari segi ekonomi maupun sosial.

Selain itu, visi lainnya yakni mereformasi birokrasi dan pemerintahan, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah, bahwa berbagai hal yang dilakukan pemerintah adalah demi kepentingan rakyat.

Halaman 2

“Diawal untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, terlebih dahulu memberikan contoh langsung kepada masyarakat, melalui satgas satgas,” tambahnya.

Demikian pula Bupati Wajo, Burhanuddin Unru, mengungkapkan di dalam tata kelola pemerintahan tidak lepas dari peran pemimpin yg menyusun kebijakan.

“Alangkah bagusnya seorang pemimpin yang memiliki nilai agama, budaya dan ilmiah. Teknologi yang dimiliki oleh pemimpin bukan ukuran keberhasilan, karena harus juga mengenali nilai budaya dan agama dari masyarakat,” tuturnya.

Bupati Wajo juga mengungkapkan alasan tidak membangun Wajo menjadi kota dengan gedung gedung tinggi, dikarenakan masyarakat lebih banyak di pedesaan, sehingga prioritas lebih difokuskan di pedesaan, dengan memperhatikan kondisi jalanan, terminal, dan pelabuhan. “Alhamdulillah di 2015 peningkatan perekonomian Wajo telah mencapai diatas 9 persen,” ujarnya.

Keikhlasan dalam bekerja, juga menjadi salah satu poin yang dititipkan bupati Wajo kepada adik adik Mahasiswa.

Halaman 3

Bupati Terpilih Maros, Hatta Rahman, dalam kesempatannya lebih menekankan terkait gaya kepemimpinanya, yang memimpin Kabupaten Maros dengan senyum. “Meski tanpa berlatar belakang dari Fisip, tetapi dari teknik namun tetap menjadi aktifis, anak teknik yang aktif di FIS,” tuturnya.

“Senyum dapat meningkatkan harapan hidup, jika seorang pemimpin hanya bisa marah marah, memerintah, dan memimpin rapat, maka semua orang bisa jd pemimpin,” lanjutnya.

Untuk itu di Maros diterapkan berbeda, marah marah diganti dengan senyum, memerintah diganti dengan memberikan pengayoman dan petunjuk, dan rapat yang banyak menyita waktu pimpinan SKPD dibuat lebih fleksibel, bahkan dikenal dengan rapat standing.(*)