Menengok Kebun Sayuran Hydroponic di Sudiang
Karena keranjingan dengan hydroponic, Takdir menjadikan hobbynya ini sebagai pekerjaan sampingan.
“Kalau ini semua usaha saya sendiri. Istri saya hanya membantu men-share kepada teman-teman dan orang-orang di sekitar. Jadi kalau ibu bersama istri saya usai olahraga di Gor Sudiang, biasanya langsung ke sini ambil sayur.” ceritanya.
Kendati saat ini ia masih kerap menggratiskan sayurannya, di kemudian hari Takdir berencana untuk menjadikannya usaha yang berpenghasilan.
“Kita biasa kasi saja. Tapi akhir-akhir ini saya berfikiran untuk menciptakan menjadi sebuah usaha, makanya saya mulai menjual kepada warga sekitar dan banyak yang datang beli,” kata Ayah yang punya 6 anak ini.
“Biasanya kalau sawi-sawi itu saya kasi harga 5 ribu dapat dua. Kalau yang agak besar saya kasikan 3 sepuluh ribu, tapi biasa ada yang tawar jadi saya kasikan 4,” tambahnya.