Sejak Dulu, Sebagian Mahasiswa Unhas Lebih Aktif Di Malam Hari

Senin, 21 Maret 2016 | 17:12 Wita - Editor: Sapriady Putra -

Makassar, GoSulsel.com – 5 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FKIP) Universitas hasanuddin (Unhas), Makassar dikenai skorsing setelah mengadakan kegiatan malam di kampus.

Di jejaring sosial, yang ditonjolkan adalah penyebab skorsing: Ramah tamah dan bakar-bakar ikan. Menurut aktifis mahasiswa 90-an, Ostaf Al Mustafa ketika dihubungi via WA oleh redaksi GoSulsel.com (Senin/21/2016), ini adalah cara mahasiswa untuk membangun solidaritas virtual. “Lagi pula tersebar di luar, acara itu hanya berupa ramah tamah dan bakar-bakar ikan. Dalih seperti ini adalah cara mereka membentuk solidaritas”, jelas Ostaf.

pt-vale-indonesia

Skorsing yang dijatuhkan, bagi Ostaf, juga mesti dilihat dari sudut pandang yang lebih luas. Dalam kasus ini, penghukuman (skorsing) itu jauh lebih diutamakan kemunculannya di hadapan publik dibanding tujuan skorsing itu sendiri dijatuhkan. “Tapi, penghukuman itu akan lebih kuat pemunculannya daripada alasan agar mereka fokus di kuliah”, terangnya.

Ostaf membandingkan jaman ketika dirinya masih aktif di kampus dengan kehidupan mahasiswa saat ini. Menurutnya, sebagian mahasiswa ada yang aktif dan sering berdiskusi saat malam, “Anak-anak muda sekarang lebih hidup di waktu malam. Anak anak muda jaman dulu juga begitu, terlihat cerdas kalau malam. Kampus bukan dijadikan tempat tidur, apalagi disebut sebagai bermalam”, tutur Ostaf.

Mahasiswa yang beraktifitas di kampus pada malam hari bukan hanya terjadi di Unhas saja. Menurut Ostaf, kondisi ini juga terjadi di banyak kampus lain. Meski memang, beberapa fakultas menerapkan aturan yang berbeda. Menyelesaikan kegiatan kemahasiswaan sebelum malam, misalnya.

“Tapi, kondisi ini juga terjadi dimanapun, meski ada juga pihak fakultas yang mengubah kreativitas mahasiswa saat siang. Sehingga mahasiswa tak perlu menuntaskan kegiatan kala malam di kampus”, pungkas Ostaf. (*)


BACA JUGA