PANEN PADI - Seorang Petani memisahkan gabah menggunakan alat tradisional saat panen di area persawahan Hertasning, Makassar (21/3/2016). GO CAKRAWALA/ ZUL KIFLI

Harga Gabah Anjlok, Petani Maros Rugi Hingga Rp 70 M

Rabu, 23 Maret 2016 | 16:32 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Nuryadin - GoSulsel.com

Maros,Gosulsel.com – Musim panen padi harusnya menjadi waktu dimana para petani mendulang rejeki. Tak terkecuali di Maros, petani disinyalir merugi akibat harga jual gabah panen kering (GPK) yang anjlok, Rabu (23/03).

Menurut ketua Asosiasi Kepala Desa (Apdesi) Maros, Abd Azis yang juga petani, menuturkan bahwa kerugian petani di musim panen kali ini disebabkan oleh rendahnya harga dasar GPK yang ditentukan oleh bulog sehingga memicu spekulasi harga dikalangan tengkulak.

pt-vale-indonesia

“Standar harga pembelian bulog 3.700 rupiah per kilo, ini yang kemudian disinyalir menjadi penyebab harga jual gabah turun drastis”, kata dia.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa selama 4 musim panen padi di Desa Allatengae Kec Bantimurung harga jual gabah semakin merosot.

Dari hitungan Azis, jika rata-rata petani menghasilkan gabah sebanyak 5,7 ton per hektar dari 26000 hektar areal persawahan yang ada di Maros. Sementara pembelian gabah per kilo-nya mengalami penurunan sebesar 500 rupiah dari musim panen lalu, maka petani mengalami kerugian sebesar 500 ribu rupiah per ton.

“Jika petani merugi sebesar 500 ribu rupiah per ton-nya, maka total kerugian petani Maros secara keselurahan bisa mencapai 74 milyar rupiah”, ujar Azis. (*)


BACA JUGA