(FOTO: Kartu nelayan diperlihatkan oleh salah seorang peserta aksi terkait kasus reklamasi pantai losari/Rabu, 27 Juli 2016/Muhammad Fardi/Gosulsel.com)

Kisah Nestapa Warga Pesisir Losari yang Kehilangan Pekerjaan Akibat Reklamasi

Rabu, 27 Juli 2016 | 21:40 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com — Masyarakat pesisir adalah entitas manusia yang paling merasakan dampak di balik proses reklamasi pesisir Losari, seperti yang direncanakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan pesisir Losari akan ditimbun berdasar Surat Keputusan (SK) No 644/2013 terkait proyek reklamasi Center Point of Indonesia (CPI), yang sampai hari ini menjadi soal di PTUN Sulawesi Selatan.

Proyek reklamasi yang identik dengan menyulap kawasan bahari menjadi pusat pembangunan industri. Hal ini tentu berdampak pada profesi masyarakat pesisir yang akan kehilangan pekerjaan. Seperti yang dirasakan oleh Mansur (41), warga Kampung Mayung Bontorannu, RT 4, RW 6 Kelurahaan Mariso.

pt-vale-indonesia

Mansur mengaku, dirinya telah kehilangan pekerjaan sejak rencana reklamasi di kawasan Pantai Losari. Hal ini diungkapnya saat mengikuti aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jl Pendidikan, Rabu (27/7/2016).

“Apalagi ini kasian, saya dan beberapa masyarakat di situ pekerjaanya sudah mati,” ujar Mansur kepada Gosulsel.com

Mansur mengaku, sebelumnya, ia adalah seorang nelayan dan terkadang kerja di pelelangan ikan. Namun pekerjaanya sebagai nelayan tamat sejak proses reklamasi berlangsung.

“Sakarang jadi security sekolah mamika, pas-pas untuk makan, dulu alhamdulillah bisaji orang kumpul-kumpul uang untuk beli rumah,” lanjut Mansur.

Halaman: