Lewat Film, Deni & Andi Sentil Banalitas Rasial di Makassar
“Saya punya banyak pengalaman tentang hal itu. Misalnya waktu balik ke Makassar lagi, teman-teman bilang kalau jangan ke mall itu banyak pribuminya, menurut saya itu aneh sekali,” tuturnya.
Yandi menambahkan bahwa paradigma semacam itu ternyata masih melekat dan tidak pernah hilang dari dalam diri sebagian masyarakat. Pengalaman lainnya Yandi dapatkan ketika dia masih di sekolah dasar. Banyak risakan dari anak kecil lain terhadapnya yang notabene seorang keturunan Tionghoa.
Melalui SEAScreen Academy, Yandi dan Ancha ingin membagi kisah ini kepada penonton dengan harapan film yang disajikan bisa membuka hati dan pikiran masyarakat, terkhusus di Kota Makassar agar makin dewasa menghargai perbedaan. Yang pasti, mereka ingin mengemukakan sebuah fenomena yang ada dan dipraktekkan dalam masyarakat, sehingga hal yang diceritakan dalam film tidak lagi tabu untuk dibahas.(*)