Siswa SMP di Takalar Belajar Buat Tape
“Bahan harus tertutup rapat agar tidak ada bakteri lain yang bisa mencampuri proses-proses fermentasi dan menghasilkan rasa berbeda,” ujar Mukhlis, salah satu fasilitator daerah USAID PRIORITAS Takalar yang konsisten menerapkan pembelajaran aktif di sekolahnya.
Setelah hari ketiga, ternyata semua bahan berhasil berubah menjadi tape. “Namun setelah kami amati dan kami rasakan, rasanya berbeda-beda,” ujar Fatriasi Amiruddin, salah satu siswa kelas 9 yang melakukan percobaan.
Kentang setelah menjadi tape ternyata rasanya menjadi hambar dan talas menjadi sama sekali tidak enak, dengan bau yang sangat menyengat. “Strukturnya menjadi gembur berair dengan warna kecoklatan dan tidak cocok jadi makanan,” ujar Buya Ibnu Fulqan, siswa lainnya.
Sementara sukun, pisang tua dan jagung rasanya berubah jadi unik, kecut-kecut manis dan enak. “Hasil percobaan untuk ketiga bahan ini, kami simpulkan bisa menjadi alternatif makanan yang bisa dijual,” tegas Mukhlis.
Keberhasilan percobaan ini membuat beberapa siswa yang langsung melakukan percobaan berangan-angan memasarkannya suatu saat. “Agar jadi produk alternatif yang lebih menjual, seperti kue dan sebagainya, kita bisa campur dengan bahan-bahan lainnya,” ujar Fatriasi sambil mencicipi bahan makanan baru itu.