Sekolah Sungai Hadir di Sulawesi Selatan
Gowa, Gosulsel.com – Guna meminimalisir potensi bencana hidro-meteorologis yang salah satunya berasal dari kondisi sungai yang buruk, perlu dirancang sebuah gerakan kolektif untuk membangun kesadaran pada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.
Oleh karenanya, lembaga Non Pemerintah WaKIL Foundation (Wahana Kesehatan dan Lingkungan Lestari) yang berkedudukan di Kabupaten Gowa, bekerjasama dengan Forum Komunikasi masyarakat Peduli Sungai dan Kanal Propinsi Sulawesi Selatan, mendirikan sebuah wadah peningkatan kapasitas bagi masyarakat pemerhati lingkungan dan sungai berkonsep Sekolah Sungai bernama Wahana Pendidikan Sungai dan Penataan Lingkungan Sulawesi Selatan.
Koordinator Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sungai dan Kanal Sulawesi Selatan (FKMPSK-SS) sekaligus penanggung jawab Sekolah Sungai Wahana Pendidikan Sungai Sulawesi Selatan, Kaharuddin Muji, akrab disapa Daeng Muji, mengatakan bahwa Sekolah Sungai Sulawesi Selatan dibentuk untuk membangun kepedulian pada kondisi sungai di Sulawesi Selatan, maka perlu dilakukan proses edukasi yang sistematis dan terarah.
“Masyarakat perlu diberikan penguatan pemahaman dan edukasi akan pentingnya potensi dan manfaat sungai, dan pemberian pemahaman program-program yang dilakukan pemerintah dalam pengelolaan sungai bersama pemerintah,” jelas Daeng Muji pada Gosulsel.com, Jum’at (6/1).
Sekolah Sungai Sulawesi Selatan, lanjut Daeng Muji, akan menyatukan setiap unsur masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sungai yang membawa dampak positif dari aspek sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
“Sekolah sungai ini untuk menghimpun para komunitas peduli sungai agar bisa memberikan materi dari pengalaman pengelolaan sungai yang memanfaatkan teknologi dan bisa membawa manfaat secara sosial, ekonomi, dan budaya,” ucap Daeng Muji yang juga Direktur Eksekutif WaKIL Foundation.
Berdasar riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diketahui bahwa kualitas air sungai di Indonesia dalam kondisi memprihatinkan. Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup KLHK Karliansyah mengatakan, kalau hal tersebut dapat diketahui berdasarkan pemantauan di 918 titik sampel pada 122 sungai di Indonesia.
Dari pemantauan itu, diketahui kalau 68 persen kondisi air sungai di Indonesia dalam kategori tercemar berat. Parameter penentu status mutu air di sebagian besar sungai di Indonesia antara lain parameter Total Coliform yang diakibat dari aktifitas manusia dan ternak yang mencapai sekitar 70 persen. Ini disebabkan oleh kebanyakan limbah domestik yang dihasilkan belum diolah dan langsung dibuang ke sungai.(*)