Jika dilihat per potret Sulsel per bulannya selama tahun 2016, deflasi terjadi 4x di tahun ini. Bulan Februari, Sulsel mengalami deflasi sebesar 0,08%, April sebesar 0,39%, Mei sebesar 0,03%, dan Agustus sebesar 0,44%.

“Selama 2016, Sulsesl 4x mengalami deflasi, artinya tidak inflasi. Selebihnya 8 bulan itu inflasi,” imbuhnya.

Tingkat Inflasi Sulsel cukup rendah dibandingkan nasional. Misalnya di Januari terjadi inflasi sebesar 1,22%, lalu terakhir di Desember 0,30%. Selama 2016, inflasi Sulsel hanya dua kali berada di atas 1%, yaitu 1,22% di Januari kemudian di Juli yaitu sebesar 1,04.

“Selebihnya di bawah 1%, bahkan di bawah 0,5%. Misalnya di Maret 0,08%, kecil sekali, kemudian di Juni 0,45%. Itu saja yang paling tinggi,” tuturnya.

Kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM juga menjadi faktor yang menyebabkan inflasi. Pada umumnya, inflasi Sulsel juga dipengaruhi kebijakan-kebijakan nasional termasuk penentuan harga seperti bahan bakar dan tarif listrik. Namun, di tahun 2016 perkembangan inflasi relatif stabil.

“Kalo kita liat progres atau perkembangan inflasi di 2016, dapat kita katakan bahwa relatif rendah. Saya pikir cukup bagus perkembangan inflasi kita,” tutupnya. (*)

---