Gelar Festival Bajo di Selayar, Same Sulaya Indonesia konsultasi Disbudpar Sulsel

Senin, 20 Maret 2017 | 21:31 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Harlin - Go Cakrawala

Makassar, GoSulsel.com – Direktur Eksekutif dan Dewan Pembina Same Sulaya Indonesia
menggelar audiens dengan Dinas Kebudayan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Senin (20/3/2017) di ruang kerja Sekretaris Disbudpar Sulsel, Jalan Jend. Sudirman, Makassar.

Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Dinas  Andi Pancawati ditemani Kepala Bidang Promosi Julianus Saleh dan salah satu Kepala Seksi Bidang Promosi Herdy Effendi.

pt-vale-indonesia

Sekretaris Dinas, Andi Pancawati sangat mengapresiasi adanya Same Sulaya Indonesia yang memiliki misi untuk menghidupkan kembali budaya masyarakat Bajo di Kepulauan Selayar melalui Festival Bajo yang akan dilaksanakan tahun ini.

“Kami sangat mengapresiasi ketika ada lembaga yang concern terhadap pengembangan budaya apalagi kalau kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup”, terangnya.

“Ide terkait pengembangan pariwisata yang lahir dari masyarakat lokal khususnya masyarakat Bajo Kepulauan Selayar bisa dikatakan sesuatu yang baru karena selama ini mereka identik dengan pelaku illegal fishing. Kalau Festival Bajo Kepulauan Selayar terlaksana dan SDM pelaksananya adalah masyarakat lokal, itu luar bisa. Dan kami siap mendukung pelaksanaan event tersebut”, imbuhnya.

Sementara, Dewan Pembina Same Sulaya Indonesia Drs. Musytari, MM.Pub menjelaskan bahwa salah satu concern Same Sulaya Indonesia adalah konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup melalui pendekatan pariwisata, untuk itu kami akan melaksanakan Festival Bajo Kepulauan Selayar yang rencananya akan digelar di bulan November tahun ini.

“Insya Allah tahun ini, pergelaran Festival Bajo akan kita laksanakan di Kep. Selayar, semoga tidak ada halangan,” pungkasnya.

“Taka Bonerate ini adalah atol terbesar ketiga di dunia dan merupakan anggota jaringan cagar biosfer dunia yang memiliki masalah kerusakan terumbu karang yang tidak kalah parahnya dengan kerusakan terumbu karang Raja Ampat,” sambung Direktur Same Sulaya Indonesia Muh. Yakub, S.I.Kom

Sementara itu, Balai Taman Nasional Taka Bonerate (TN-TBR) memperkirakan bahwa untuk merehabilitasi terumbu karang TN-TBR butuh biaya sedikitnya 1,2 Triliun. Kejadian penabrakan Karang Raja Ampat semua media ribut, kok upaya pengrusakan karang di Kawasan TN-TBR yang terus menerus dilakukan olen nelayan pembius dan pengebom ditanggapi datar saja oleh media, jelasnya dengan nada heran.

Turut hadir dalam audiensi teresbut Ketua LSM IPPMAS, Akbar Putra salah satu lembaga yang concern dalam pendampingan masalah-masalah sosial dan lingkungan di Kabupaten Kepulauan Selayar. (*)