#Pilwalkot Makassar 2018
Menakar Kekuatan Danny-Ical Jika Berpisah di Pilwalkot 2018
Makassar, GoSulsel.com – Jelang Pilkada Makassar 2018 mendatang, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Wakilnya, Syamsu Rizal di Pilkada 2013 lalu, diprediksi kuat akan retak dan tidak akan berpaketan lagi di Pilkada Makassar mendatang.
Bahkan Deng Ical, sapaan akrab Syamsu Rizal menyatakan sikap akan maju dengan posisi sebagai Calon Wali Kota. Artinya Deng Ical siap melawan Danny di Pilkada Makassar mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Konsultan Politik dari Jaringan Suara Indonesia (JSI) Arif Saleh menuturkan, peluang Danny dan Ical untuk maju kembali berpasangan di Pilkada 2018 belum sepenuhnya tertutup. Alasannya, jelang tahapan bergulir, komunikasi politik tergolong masih cair.
Arif mengatakan, dari hasil simulasi survei yang pernah JSI lakukan, peluang Danny-Ical jika kembali berpaket sangat memungkinkan untuk kembali memenangkan Pilkada Makassar.
“Sebenarnya Danny dan Ical itu bisa saling melengkapi kalau sampai maju berpasangan kembali. Di simulasi pasangan yang pernah kami lakukan di survei, keduanya sangat terbuka lebar memenangkan pilkada,” kata Arif, Kamis (27/4/2017).
Lalu bagaimana jika keduanya “berpisah”?, Arif yang lembaganya terbukti berpengalaman memenangkan kliennya di Pilkada hampir di seluruh Indonesia, memastikan jika distribusi suara yang didapatkan di Pilkada 2013, terutama pendukung DIA bakal terbagi.
“Kalau pun sampai maju berlawanan, maka konsekuensinya, baik Danny maupun Ical tentu tidak boleh lagi bisa leluasa mengklaim atau mendapatkan dukungan dominan dari simpatisan dan relawannya di Pilkada lalu,” tambah Arif.
Arif menjelaskan, dukungan relawan dan simpatisan DIA di Pilkada 2013, tidak bisa lagi dijadikan jaminan untuk Danny maupun Ical. Mengingat, berbagai kelompok atau organisasi relawan yang ada didalamnya juga sebagian motor penggerak figur lainnya yang ingin maju. Begitu pun, simpatisan kandidat lain di pilkada 2013, juga sudah berada dibarisan Danny maupun Ical.
Lantas siapa yang berpeluang memenangkan pilkada?, Arif menyebut bila posisi Danny per hari ini memang tergolong kuat, atau elektabilitasnya jauh mengungguli para figur lain, termasuk Ical.
“Survei terakhir kami, Danny memang berada di atas, dan itu selisihnya tergolong jauh dari kandidat lain. Cuma memang itu tidak bisa dijadikan jaminan, karena pilkada masih ada sekitar satu tahun lebih,” paparnya.
Arif mengingatkan, meski Danny di posisi teratas, namun jebolan Unhas tersebut tidak boleh jumawa atau over convidence. Sebab dinamika yang berkembang kedepannya sangat memungkinkan mengubah konstalasi atau peta dukungan.(*)