Parah! Persoalan Gaji, Dosen UIT Makassar Mogok Kerja

Selasa, 02 Mei 2017 | 14:44 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Menyikapi Hari Pendidikan Nasional (HPN) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei tiap tahunnya, puluhan Dosen Fakultas Farmasi  Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar mogok kerja.

Salah satu dosen Fakultas Farmasi UIT Makassar, Munifa mengatakan, aksi mogok kerja ini dilakukan lantaran masih ada gaji dosen yang belum dibayarkan.

pt-vale-indonesia

“Ada yang belum terbayarkan 4 bulan, ada juga yang 1 semester. Sangat memiriskan, gaji dosen sudah Rp1.500.000 per bulan tidak dikeluarkan lagi. Kita ini pengajar atau buruh, buruh saja punya standarisasi gaji UMR, nah kita ini tenaga pengajar, masa gajinya seperti itu, itupun di tunda tunda lagi pembayarannya. Sementara kita ini masuk tiap hari,” kata Munifa, Selasa (2/5/2017).

Dia menuturkan, pihaknya menuntut hak atas kewajibannya mengajar di salah satu Perguruan Tinggi Swasta tersebut.

Aksi mogok kerja yang dilakukan puluhan dosen bertepatan dengan Hardiknas ini sangat memukul dunia pendidikan di Indonesia.

“Ada pesan yang ingin kami sampaikan kepada pucuk pimpinan kampus UIT, melalu Hari Pendidikan Nasional, kami berharap pimpinan kampus memperhatikan nasib kami para dosen,” tegasnya

Aksi ini tentunya akan menggangu stabilitas dan kualitas pendidikan. “Kita ini mendukung apapun program – program dari kampus dalam membenahi sistem pendidikan agar UIT bisa jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi pucuk pimpinan juga harus memperhatikan nasib dosen. Kita juga butuh makan, transportasi untuk mengajar sementara gaji belum di bayarkan,” tungkasnya.

Dikatakannya, dosen Farmasi UIT adalah salah satu dari sekian banyak dosen di beberapa Fakultas lain yang juga belum terbayarkan gajinya.

“Saya berharap semoga para pimpinan kampus baik itu pihak yayasan maupun pihak rektorat mendengar jeritan kami. Kami ini pengajar pak, bukan buruh serabutan. Kami berharap gaji UMR dan tidak ditunda – tunda kodong. Kasihan kami ini para dosen yang mengajar,” demikian Munifa. (*)


BACA JUGA