Lokasi Narapidana Kabur Masih Simpang Siur

Jumat, 12 Mei 2017 | 17:27 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Risal Akbar - Go Cakrawala

Makassar, GoSulsel – Tim yang dibentuk khusus untuk memburu tiga orang warga Lapas Klas 1 A Kota Makassar hingga kini belum dapat menemukan secara pasti lokasi persembunyian ketiga terpidana kelas kakap tersebut.

Ketiga narapidana yang melarikan diri tersebut diketahui bernama Iqbal Alias Bala, tahanan titipan asal Luwu terpidana mati, Rizal Bin Budiman alias Ical tahanan dan Muh Tajrul Kilbaren Alias Arun yang merupakan titipan dari Irian terpidana seumur hidup diduga.

pt-vale-indonesia

Kepala Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas 1 A Makassar, Marasidin Siregar menyebut hingga kini keberadaan ketiganya masih belum jelas dan simpang siur.

“Kami terus memburu, kita sudah kumpulkan data lokasinya tapi memang belum A1 (belum pasti) kata Marasidin saat dikonfirmasi, Jumat (12/52017).

Marasidin pun masih enggan membeberkan lebih lanjut terkait deteksi yang dilakukan oleh timnya tersebut.

“Termasuk kolor Ijo, kita sudah deteksi tapi itu tadi, data datanya semua belum A1,” ujarnya.

Ia pun membenarkan Kamis kemarin sejumlah petugas dari Kementerian Hukum dan Ham memeriksa dirinya dan sejumlah besar sipir yang bertugas di Lapas Klas 1 A Kota Makassar.

Saat diperiksa, ia mengakui pemeriksaan tersebut memang mengarah pada kondisi human error yang terjadi saat ketiga orang narapidana tersebut melarikan diri.

“Poinnya ada dua hal, memang ada human error dan fasilitas Lapas yang memang berbeda jika dibandingkan dengan Lapas yang lain,” lanjutnya.

Ia menuturkan, saat diperiksa iapun masih sempat meminta agar kejadian tersebut kemudian menjadi pelajaran agar pihak kementerian bisa memberikan anggaran untuk pengadaan fasilitas pengamanan di dalam lapas.

Sebab, sesuai standar menurutnya, Lapas mestinya dilengkapi dengan pagar Ornamesh dan beberapa tembok untuk mencegah warga binaan melarikan diri.

Sementara realitanya, Lapas Klas 1 Makassar hanya memiliki tembok blok dan juga tembok keliling.

“Kita memang sudah minta ini sejak dua tahun lalu, tapi mungkin karena keterbatasan anggaran makanya belum direalisasikan,” katanya. (*)