Potensi Pengembangan Ekonomi Syariah di Sulsel Besar
Makassar, Gosulsel.com — Perbankan syariah di Sulsel juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Adapun porsi perbankan syariah terhadap total perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk masing-masing indikator aset, DPK dan Pembiayaan masing-masing sebesar 4,91%, 4,39% dan 5,42%.
“Pangsa aset dan pembiayaan perbankan syariah Sulawesi Selatan merupakan yang terbesar di KTI, masing-masing mencapai 18,94% dan 21,88%. Pangsa DPK terbesar adalah Kalimantan Timur,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Bambang Kusmiarso, Rabu (23/08/2017).
Dipaparkannya, potensi pengembangan ekonomi syariah di KTI dan Sulsel ke depan masih cukup besar, setidaknya mencakup lima aspek.
Kelima aspek pengembangan ekonomi syariah tersebut, yang pertama adalah keuangan dengan memperhatikan posisi Indonesia sebagai 10 negara dengan pengeluaran terbesar untuk keuangan syariah, kedua makanan dengan memperhatikan Indonesia sebagai negara dengan konsumen makanan halal terbesar di dunia.
Selanjutnya, industri fesyen dengan memaksimalkan potensi jumlah muslim Indonesia yang mencapai 225,7 juta penduduk dan memiliki posisi sebagai negara dengan muslim terbesar. Keempat, kewirausahaan dengqn memaksimalkan peran 28.691 pondok pesantren yang dimiliki dengan jumlah santri sebesar 4,03 juta orang.
“Jumlah pesantren tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan usaha mandiri,” jelasnya.
Aspek yang terakhir yaitu potensi zakat dan wakaf di Sulawesi Selatan. Total penerimaan ZIS di Sulsel tahun 2015 sebesar Rp 80,3 miliar dengan komposisi Rp 59,50 miliar berasal dari zakat fitrah diikuti Rp 5,12 miiar dari zakat mal, dan Rp 15,70 miliar dari infaq.
“Terdapat potensi khusus yang dapat dikembangkan seperti di Sulsel yang memiliki 10.440 tanah wakaf dengan luas 1.029 juta m² (23,35% dari tanah wakaf nasional) dan 53% di antaranya telah bersertifikat wakaf,” tukasnya.(*)