Dikawal 70 Orang, Begini Skenario Tim Pendakian Difabel Gunung Sesean

Sabtu, 02 Desember 2017 | 11:00 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Citizen Reporter

Enrekang,GoSulsel.com – Sekitar 70 orang penggiat alam bebas bersama 10 orang penyandang disabilitas sudah bertolak dari Desa Lakawan, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan menuju Toraja Utara guna melakukan pendakian di gunung Sesean, Sabtu (2/12/2017).

Rumah salah satu atlet penyandang disabilitas atau difabel di desa Lakawan menjadi titik kumpul tim yang datang berbagai daerah, seperti Makassar, Enrekang dan Toraja. 

pt-vale-indonesia

Di titik kumpul ini, panitia pendakian bersama difabel yang dimotori oleh Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik) juga membagi rombongan ini ke dalam beberapa tim yang masing-masing tim diisi oleh satu difabel. 

“Jadi tim ada 10. Masing-masing tim akan mengawal dan membimbing difabel saat pendakian nanti. Satu tim terdiri lima hingga enam orang. Selain itu ada yang bertindak sebagai leader, sweeper, tim pendukung lainnya, ” kata Syam Sumarlin alias Callin, pimpinan operasi pendakian bersama difabel menembus batas ini.

Secara teknis, kata anggota Mapala Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) — sekarang Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) ini, tiap penyandang akan dikawal untuk membimbing pergerakannya di lapangan nanti. 

Sementara penyandang disabilitas ada 10 orang yang terdiri tiga netra, enam daksa kinetik dan satu grahita. 

Menurutnya semua difabel punya kesulitan saat pendakian. Seperti tiga difabel netra; satu diantaranya netra total dan dua lainnya kategori low vision — intensitas penglihatan hanya 20 – 30 persen. 

“Sebenarnya netra punya orientasi mobilitas atau OM tapi di gunung atau alam bebas belum ada, jadi kita harus full membimbingnya agar langkah dan arah tepat sasaran,” kata Callin.

Sementara difabel grahita atau down sindrom membutuhkan penanganan khusus. Seperti harus terus disemangati. “Karena sedikit sensitif. Kemudian tidak bisa diperdengarkan hal-hal pesimis yang membuatnya patah semangat, ” kata dia. 

Selain itu Ariel, nama difabel grahita ini, dibimbing oleh orang terdekatnya. 

Untuk daksa kinetik terdiri dari enam orang, dua diantaranya menggunakan tongkat atau kruk.

“Dalam pergerakanya juga akan dibantu oleh tim pembimbingnya, ” ucap Callin.

Rencananya rombongan ini akan disambut oleh pemerintah Toraja Utara sebelum pendakian di gunung dengan ketinggian 2100 mdpl.(*)


BACA JUGA