Pilkada
#

Kasus Kriminal Jelang Pilkada, Kandidat Diharap Berikan Pendidikan Politik

Jumat, 29 Desember 2017 | 14:17 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar,GoSulsel.com – Tensi politik jelang Pilwali Makassar relatif tinggi. Hal ini tidak ditampik oleh sejumlah pengamat politik di Sulsel, khususnya di Kota Makassar. Salah satunya Akademisi UIN Alauddin Makassar, Syahrir Karim.

Dia mengatakan, tensi politik yang terbilang tinggi akhir-akhir ini, berpotensi terjadinya gesekan di grass root.

pt-vale-indonesia

Pengamat politik itu juga menyebut, pada umumnya tim relawan kandidat yang telah dibentuk hanya mengutamakan militansi semata, namun lupa membekali pengatahuan tentang proses pilkada yang yang damai.

Memang sangat riskan sekali di arus bawah, karena tim relawan adalah orang yang militan yang sebenarnya bekal-bekal politik mereka agak kurang. Jadi mestinya memang tim relawan harus dibekali dengan pengatahuan yang sifatnya taktis sehingga mereka tidak melakukan hal yang anarkis," kata Syahrir, Kamis (28/12/2017).

Bahkan dia menyinggung bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang selama ini bersosialisasi untuk running pada hajatan politik lokal lima tahunan mendatang. Dia mengatakan, selama ini ada kecenderungan kontestan hanya membangun militansi tim, tanpa memperdulikan pendidikan politik.

“Penyakitnya selama ini oleh kontestan, mereka membangun sebuah tim yang sebenarnya pekerja-pekerja militan dalam arti, hanya untuk prinsip memenangkan calonnya, tanpa memikirkan bagaimana konsekuensi kedepannya,”ucapnya.

Lebih lanjut, Syahrir Karim mengungkapkan, kandidat pasangan calon seharusnya mengutamakan prinsip damai dalam suasana politik yang cenderung potensi konfliknya terbuka. Sehingga pesan damai dari kandidat itu dapat diterapkan oleh tim relawan. 

Hanya saja, pada kondisi tertentu, justru kandidat tersebut yang memancing sulutnya konflik di arus bawah.

“Terkadang memang tokoh politik ini memancing suasana sebenarnya, mestinya para kontestan pada khususnya, memberikan pencerahan kepada tim kebawah. Kenapa tim memanas? itukan tensi politik di tingkat elit itu yang mempengaruhi ditingkab bawah, itu yang terjadi sekarang, “tandasnya.

Sebelumnya, tindakan tidak terpuji diduga dilakukan oleh oknum yang melakukan pengroyokan terhadap pendukung Moh Ramdhan Danny Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi), yang juga Ketua RW 05 Kelurahan Tamarunang, Muh Jufri.

Pengeroyokan tersebut disinyalir adanya perbedaan pilihan politik jelang Pilwali Makassar. Sebelumnya, hal serupa juga terjadi di Gowa. Salah pendukung salah satu kandidat dipukul yang berujung dirawatnya di rumah sakit. (*)


BACA JUGA