Syahrul Yasin Limpo

SYL: Gelar Profesor itu Tanggungjawab Dunia Akhirat

Minggu, 21 Januari 2018 | 12:35 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

Makassaar, Gosulsel.com– Pengangkatan sebagai guru besar untuk Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mulai digodok oleh Universitas Hasanuddin. Pengangkatan tersebut bakal meresmikan alumnus Fakultas Hukum Unhas tersebut dengan gelar profesor.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Humas dan Protokoler Unhas, Ishaq Rahman. “Iya benar, ini sudah dibahas di Senat Fakultas,” katanya melalui pesan singkat Whats Up, Sabtu (20/1).

pt-vale-indonesia

SYL menanggapi hal tersebut, jika nantinya mendapatkan gelar profesor merupakan penghargaan bagi dirinya.

“Menjadi profesor ini penghargaan untuk saya, tetapi bagi saya ini lebih banyak bagaimana mempertanggung jawabkan kepakaran yang ada,” sebutnya saat ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Jalan Sungai Tangka.

Ia mengatakan selama ini lebih banyak menjalankan praktek pemerintahan dan hukum tata negara.

“Oleh karena itu, saya tidak ingin hanya dikukuhkan tetapi ingin membuktikan, kalau itu dianggap layak terima kasih. Tentu tidak semua orang setuju, tetapi menurut saya ini harus dipertanggung jawabkan dunia akhirat,” tutur gubernur yang telah menghasilkan 16 judul buku ini.

Seperti diketahui sebelumnya, Unhas sendiri mengusulkan SYL untuk menjadi Guru Besar Tidak Tetap. Usulan tersebut akan diajukan kepada Menteri Ristekdikti untuk disetujui. Keputusan akhir tetap ada di Menteri Ristekdikti.

Jika memenuhi syarat, SYL bakal menerima gelar guru besar tidak tetap. Berdasarkan pasal 72 ayat 5 UU Nomor 12 Tahun 2012, Menteri dapat mengangkat seseorang dengan kompetensi luar biasa pada jenjang jabatan akademik Profesor atas usul Perguruan Tinggi.

Serta Pasal Permendikbud Nomor 40 Tahun 2012 menyebutkan bahwa Menteri dapat menetapkan seseorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa untuk diangkat sebagai Profesor/Guru Besar Tidak Tetap pada perguruan tinggi berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Beberapa rokoh yang telah diberikan gelar guru besar tidak tetap seperti Susilo Bambang Yudoyono dari Universitas Pertahanan Nasional dan Otto Hasibuan dari Universitas Jayabaya.(#)


BACA JUGA