Soal Harga Gabah, Dandim 1422 Maros Tunggu Perbub
Maros, GoSulsel.com – Petani yang berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Bantimurung dan Simbang mendatangi Markas Komando Militer (Kodim) 1422, Rabu (14/3/2018).
Kehadiran petani tersebut ingin mendapat penjelasan dari pihak Kodim yang telah menahan gabah milik pengusaha padi lokal yang akan di bawah ke Pinrang, juga pempertanyakan harga gabah yang terlalu rendah. Mereka diterima langsung Komandan Kodim (Dandim) 1422 Maros, Letkol Kav Mardi Fajarianto di aula Makodim Maros.
“Saya ini petani pak, biaya tiga bulan mengurus padi itu tidak sedikit, tapi kenapa pada saat panen harganya dibatasi pak. Ada yang mau beli mahal tapi dilarang, kenapa ini bisa terjadi pak. Jangan dibatasi kalau ada yang mau beli gabah tinggi pak karena kita juga mau sejahtera pak. Harusnya pendistribusian pupuk, ketersediaan racun, itu yang diawasi, bukan pembeli gabah yang mahal diawasi,” ungkap Ibrahim saat berdialog dengan pihak Kodim 1422.
Hal yang sama juga disampaikan oleh seorang pengusaha gabah, Irwan, ia mengaku kaget kenapa gabahnya ditahan.
“Setahu saya kalau TNI sudah turun tangan berarti ada hal yang berbahaya atau urgent, padahal saya hanya beli gabah dengan surat izin resmi kok malah ditahan sama Pak tentara. Sampai-sampai STNK mobil juga ditahan,” ungkap Irwan.
Ssmentara itu, Kepala Desa Alatengae, Abd Azis, yang juga ikut pada dialog tersebut mengatakan jika hubungan pihak desa dengan pihak TNI sangat baik.
“Hubungan kami dengan pak Babinsa di desa sudah sangat baik selama ini, jangan karena ada hal seperti ini hubungan kita menjadi retak. Di bawah itu yang ditau sama masyarakat bahwa TNI yang menghalangi pengusaha membeli harga tinggi. Kami sayang sama tentara, tolong kasi sulusi pak,” jelas Azis.
Komandan Kodim (Dandim) 1422 Maros, Letkol Kav Mardi Fajarianto mengatakan jika ia meminta maaf atas miskomunikasi ini.
“Jadi tidak ada itu penahanan gabah apalagi penangkapan gabah milik pengusaha, ini adalah hasil koordinasi kami dengan pihak Bulog. Kita khawatir jika target tidak tercapai maka akan ada inpor beras makanya kami harus turun tangan,” Ungkap Ambar.
Ia melanjutkan jika sampai hari ini stok gudang bulog belum terisi setengahnya, dan kita khawatir kalau gabah ini dijual keluar.
“Kita ada target untuk bulog, tapi untuk saat ini pihak kami tidak akan melakukan lagi sweeping di jalan, biar kita menunggu aturan dulu mengenai harga gabah,” jawab perwira dengan dua melati ini.
Ia juga mengaku sudah bertemu dengan Bupati Maros untuk membahas polemik ini.
“Kita akan menunggu Perbup dulu, jadi mulai hari ini silahkan semua berjalan sebagaimana sebelumnya,” tuturnya yang disambut tepuk tangan dari para petani. (*)