Masih Penasaran Terkait Perda Kusta, Duta Goodwill dari WHO Kunjungi Pemda Gowa

Selasa, 20 Maret 2018 | 08:32 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Afrilian Cahaya Putri - GoSulsel.com

Gowa, Gosulsel.com — Setelah melakukan kunjungan di Puskesmas Kanjilo, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa pada Sabtu (17/3) lalu, Chairman The Nippon Foundation, Duta Goodwill Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Yohei Sasakawa bersama rombongan juga mengunjungi Kantor Bupati Gowa, Senin (19/3/2018).

Kedatangan Yohei Sasakawa bersama rombongan disambut hangat oleh Sekretaris Daerah, H Muchlis di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa.

pt-vale-indonesia

H Muchlis mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gowa siap dijadikan laboratorium percontohan dalam mengeliminasi penyakit Kusta di Indonesia, dan Kabupaten Gowa siap untuk mendedikasikan wilayah ini jadi percontohan.

“Gowa sangat siap apabila dijadikan daerah percontohan atau replika dalam penanganan penyakit Kusta, bahkan kami siap berbagi ilmu dengan daerah lain yang ada di Indonesia,” ujar Muchlis.

Asal muasal terbitnya Perda TB, Kusta dan HIV di Gowa pun dijelaskan oleh Sekda Gowa.

Tahun 2017 penderita kusta mencapai angka 97 orang. Penyakit kusta dikalangan masyarakat merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat menular dikarenakan sifat klinis atau masa inkubasi dari penyakit kusta sangat lama dan penderitanya terkadang tidak menyadarinya.

“Olehnya itu, pemerintah daerah mengambil inisiatif untuk merubah kebijakannya dengan menonjolkan program prefektif dan promotif dengan cara melakukan sosialisasi kemasyarakat yang didukung berbagai organisasi kemasyarakatan dan tentunya dewan legislatif. Sehingga dirasa perlu adanya peraturan yang mengikat agar dalam penanganan penyakit ini jadi maksimal,” jelas Muchlis.

Terpisah, Maksud kunjungannya bersama rombongan pun diutarakan Yohei Sasakawa dihadapan Sekda Gowa.

Katanya dirinya ingin mengetahui sejauh mana peran aktivis penggiat kusta dalam melakukan penanganan dan pengendalia. penderita kusta, serta kendala yang dihadapi.

“Masih berkembangnya stigma di masyarakat seluruh dunia kalau kusta itu penyakit kutukan dan menular. Padahal penyalit kusta itu bisa dicegah dan bisa diobati,” tutur Yohei.

Menurut Yohei, hadirnya Perda ini menjadi daya tatik tersendiri baginya dan ingin melihat langsung penerapannya.Mengingat Gowa meruoakan satu-satunya Kabupaten yang memiliki Perda tersebut.

Bahkan Yohei berjanji untuk membantu dalam mengedukasi masyarakat pengidap kusta di Gowa.

“Instansi yang berkaitan sebaiknya memberikan penyuluhan yang tepat. Kami siap membantu dalan program edukasi ke masyarakat. Walaupun jumlah penderita kusta banyak, penyakit ini bisa sembuh dan bukan hal yang memalukan,” serunya. (*)