Bulog Maros Minta Petani Jangan Jual Gabah ke Tengkulak

Senin, 23 Juli 2018 | 19:53 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

Maros, Gosulsel.com – Jelang musim panen gabah di beberapa wilayah di Kabupaten Maros, Bulog Divre VII mengumpulkan beberapa mitra Bulog dan petani di Maros. Dikumpulkannya petani dan mitra Bulog tersebut guna mengantisipasi pembelian gabah milik petani oleh tengkulak.  

Kadivre Bulog Sulselbar Mansur Siri menjelaskan, pada panen raya nanti diharapkan ada gabah dan beras yang diserap Bulog. Untuk kabupaten Maros, Bulog menargetkan beras dan gabah yang dapat dimasukkan ke Bulog mencapai 9.000 ton.

pt-vale-indonesia

“Targetnya kami penyerapan beras dan gabah di wilayah Maros mencapai 9.000 ton. Kami menunggu petani, mitra Bulog untuk menjual beras dan gabahnya ke kami. Berapapun banyaknya, Bulog pasti beli. Dan kami harap, Subdivre Bulog Maros mampu memenuhi target penyerapan beras dan gabah ke Bulog,” jelasnya, Senin (23/7/2018).

Dia berharap, petani tak lagi menjual berasnya kepada tengkulak yang berasal dari luar kabupaten Maros. Ini supaya Subdivre Maros mampu memenuhi target penyerapan beras. 

Hal senada dikatakan Ketua Satgas Pangan Polda Sulsel, AKBP Amiruddin. Menurutnya, berdasarkan pengalamannya, hampir semua daerah penghasil beras dan gabah selain Sidrap, sudah disusupi oleh tengkulak. Ulah tengkulak tersebut kata dia, jelas merugikan petani. Karenanya pihaknya akan menindak secara hukum bila kedepannya ada tengkulak yang kedapatan membeli gabah maupun beras dari petani. 

“Bila petani menjual gabahnya ke tengkulak, jelas itu merugikan petani. Karena mereka akan kehilangan beberapa kilo dalam satu karungnya,” papar dia. 

Karena itu tim Satgas pangan akan melakukan pengawasan ketat, supaya beras dan gabah Maros tidak lagi dijual ke tengkulak yang membawa beras Maros ke kabupaten Sidrap untuk dipoles dan dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Anggota Komisi III DPRD Maros Hermanto menuturkan, seharusnya untuk menghindari gejolak petani di musim panen, Dinas Pertanian harus memperhatikan aspirasi petani. Termasuk membeli dari petani dengan harga tinggi dari harga yang ditawarkan oleh tengkulak. 

“Kalau tidak seperti itu, maka Bulog dan pemerintah daerah, harus bersaing dengan penadah padi dari luar Maros yang lebih berani membeli padi dan gabah petani dengan harga tinggi. Makanya harus ada solusi, supaya petani tidak dirugikan, pemerintah dan Bulog juga mencapai targetnya,” jelasnya.(*)


BACA JUGA