Makassar, Gosulsel.com — Arah dukungan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Pilpres tahun 2019 menjadi sorotan. Selain karena tidak lagi terlibat langsung sebagai kontestan, pengaruh JK saat mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2014 lalu mampu mendulang suara signifikan di Sulsel.

Hanya saja, untuk tahun ini pengaruh JK bisa saja redup. Parameternya, selain karena tidak lagi terlibat langsung, ada indikasi dukungan klan keluarga JK pecah. Terlebih sebagian politisi di Sulsel juga secara terang-terangan melakukan perlawanan kepada JK, khususnya bagi kader partai politik yang berseberangan dengan dukungan JK.

Olehnya, wajar saja jika persepsi JK “main dua kaki” pada hajatan politik bergengsi itu perlahan terlihat. JK baru-baru saja mengaku siap menjadi Ketua tim dewan penasehat pasangan Joko Widodo-KH. Ma’ruf Amin. Sementara iparnya, H. Aksa Mahmud dan Erwin Akasa (anak Aksa Mahmud) memberikan sinyal berada di barisan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Arqam Azikin yang dimintai tanggapan soal adanya indikasi JK “main dua kaki” mengatakan, jika JK berada pada posisi tim sukses Jokowi, kemudian keluarganya main di Prabowo, persepsi “main dua kaki” itu jelas ada.

“Kalau pak JK berada pada posisi tim sukses di Jokowi, kemudian keluarga main di Prabowo, iya persepsi itu akan muncul ke publik. Bukan hanya di publik lokal di Sulsel,” kata Arqam saat dikonfirmasi Gosulsel.com melalui sambungan telepon, Jumat (17/8/2018).

Dikonfirmasi lebih jauh, Arqam menuturkan, sebaiknya JK harus berada pada posisi netral. Alasannya lantaran pada waktu yang bersamaan JK juga menjabat sebagai Wapres. “Kalau menurut saya pak JK berada di posisi sudah menjadi negarawan,” ucap Arqam.

---