Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman

Tim Sukses Prof Andalan Jadi TP2D Pemprov Sulsel

Rabu, 19 September 2018 | 19:42 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

Makassar, GoSulsel.com — Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman mulai membuka ruang khusus bagi mantan tim sukses di Pilkada 2018 lalu. Ini bisa dilihat dari susunanTim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Provinsi Sulsel. 

Dalam Surat Keputusan (SK) bernomor  No.2537/IX/Tahun 208 tentang pengangkatan tim yang berjumlah 44 orang dan ditandatangani langsung oleh Gubernur Prof Nurdin Abdullah, Senin (17/9/2018). Beberapa nama mantan tim sukses dan tim transisi ikut tercantum. 

pt-vale-indonesia

Tim yang dibentuk terbagi dua bagian. Ada Tim Percepatan Pembangunan Daerah yang diisi 24 orang dan diketuai oleh Prof Yusran yang juga merupakan Ketua Tim Transisi Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS). Sementara tim tenaga ahli yang dibagi lagi menjadi lima bidang. 

Diantaranya bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat diisi oleh lima orang, bidang pemerintahan dan umum dua orang, bidang pembangunan manusia enam orang, bidang infrastruktur lima orang, dan bidang pemuda dan komunitas kreatif dua orang.

Dari nama-nama yang di SK-kan oleh NA masuk dalam tim TP2D, ada beberapa nama merupakan anggota tim transisi. Diantaranya Prof Yusran, Prof Darwis, Jayadi Nas, Prof Sudirman. 

Sementara ada beberapa nama yang masuk dalam tim sukses NA saat Pilgub. Diantaranya Fahmi Islami, Rendra Darwis, Nikita Andilolo, Zulham Arief, dan Bustam Ting Ting. Tim TP2D ini juga diisi oleh sejumlah akademisi yang merupakan guru besar di universitas ternama.

Pembentukan tim TP2D disorot oleh seorang pengamat pemerintahan, Arief Wicaksono. Lelaki yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Bosowa itu menjelaskan SK komposisi tim perlu dikritisi. 

“Misalnya, kenapa pembangunan Sulsel harus dipercepat? Apakah yang kemarin lambat? Atau bagaimana? Lalu berikutnya, namanya tim percepatan, berarti bisa diduga bahwa tim ini bertugas dengan batasan waktu, yang dalam SK tersebut, saya mungkin tidak melihatnya sama sekali atau tidak ditentukan. Padahal harus jelas, pembangunan Sulsel yang dimaksud sampai batas mana? dipercepat sampai kapan?” ungkapnya.

Namun dia menekankan, kalau SK dan tupoksi dibaca, kewenangan tim tenaga ahli, memang berbeda dengan tupoksi dan kewenangan OPD. Jangan serta merta memvonis jika pembentukan TP2D itu karena gubernur tidak percaya kinerja OPD.

Untuk kepentingan itu, Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman melakukan rapat dengan seluruh OPD di kantor Bappeda Sulsel, Rabu (19/9/2018). ASS menjelaskan tim itu dibentuk untuk mempercepat akselerasi pembangunan. Mereka mulai bekerja sejak SK ditandatangani oleh Gubernur Sulsel.  

“Kerjanya nanti kita akan review lagi setiap akhir tahun, SK-nya akan keluar lagi awal tahun. Kita lihat lagi efektifitasnya. Pasti akan selalu dievaluasi,” kata Andi Sudirman.

Dia mengakui jika ada beberapa nama yang masuk dalam TP2D merupakan anggota tim transisi. “Tapi tidak semua dari tim transisi. Ada juga dari luar. Tapi kita sudah memetakan bahwa konsep kita itu sudah dipahami oleh orang ini,” jelasnya.

Biaya yang timbul akibat pembentukan TP2D ini dibebankan ke APBD melalui dokumen pelaksanaan anggaran perubahan pada Biro Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Pemprov Sulsel.

Plt Kepala Biro Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Setda Sulsel Naser Parawangsa menyebutkan tugas TP2D merupakan perpanjangantangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel. Terutama dalam membantu percepatan dan pelaksanaan program Pemprov Sulsel. 

Terkait tunjangan yang akan diterima TP2D, Nasiruddin menyebutkan masih dalam proses pembahasan. Hanya saja, sesuai SK Gubernur segala biaya terkait TP2D dibebankan pada dokumen pelaksanaan anggaran perubahan Biro Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa. 

“Soal tunjangan dan honornya nanti dibahas, kan masih berlaku standar biaya umum (SBU). Tunjangan dan lainnya sudah mulai dibayarkan satu bulan ke depan,” katanya.

Sementara itu, salah satu anggota TP2D Sulsel, Jayadi Nas mengatakan, tim ini tujuannya bukan untuk menakut-nakuti OPD. Bukan pula mengintervensi. Melainkan untuk memastikan semua program gubernur dan wakil gubernur berjalan maksimal. 

Kemarin, mereka juga dipertemukan oleh jajaran OPD Pemprov Sulsel. Dia berharap dengan ini semua program pemerintah bisa berjalan maksimal. Mereka pun bisa menjadi jembatan untuk OPD dan gubernur nantinya.  

“Soal tunjangan kami belum mau masuk kesitu. Kami fokus membantu gubernur untuk percepatan program,” pungkasnya.(*)