Makassar, GoSulsel.com — Fakuktas Ekonomi (FE) Univereitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggelar kuliah tamu di Ruang Senat Lantai 2 Gedung FE, Selasa (23/10/2018).

Pada kegiatan ini, pihak UMI menghadirkan ahli ekonomi dari Jerman yaitu Prfo. Dr. Iur Stefan Koos. Membahas tentang monopoli dan persaingan usaha. Diikuti oleh civitas akademika dan mahasiswa FE UMI Makassar.

Dekan FE UMI Makasssr, Prof Mahfud Nur Najamuddin mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah bagian dari program sesuai dengan visi misi dirinya menjadi pimpinan FE UMI.

Menurutnya, dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang dan ahli luar begeri. Bagaimana agar meningkatkan kompetensi dan pengembangan sumber daya manusia, baik dosen dan mahasiswa.

“Sehingga hari ini, kita bekerja sama dengan pihak luar negeri. Khususnya pemateri asal Jerman, membahas terkait dengan bagaimana persaingan usaha yang sehat serta kondisi ekonomi global,” ujanya.

Dijelaskan, ada beberapa kegiatan terakhir ini pihaknya telah melaksanakan yakni, kuliah perdana dengan semua mahasiswa baru.

Beberapa hari yang lalu juga pihak FE UMI telah melakukan workshop jurnal internasional terhadap semua dosen fakultas ekonomi.

“Pada intinya, kami ingin pengembangan SDM dan alhamdulillah melalui kuliah tamu di Fakultas Ekonomi hari ini, bisa berjalan sesuai harapan,” tuturnya.

Di Fakuktas Ekonomi UMI kata dia, terdiri dari tiga jurusan yaitu. Jurusan akuntansi, jurusan studi pembangunan dan manajemen.

Lanjut dia, kuliah tamu yang dilaksanakan hari ini. Terkait dengan jurusan Manajemen, khususnya di Manajemen pemasaran yaitu yang terkait dengan perlindungan konsumen dalam kaitan dengan pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh para konsumen.

” Ini sudah yang ketiga. Insya Allah pada tanggal 30 yang akan datang, kita akan mendatangkan direktur Bank Indonesia untuk memberikan kuliah tamu juga di tempat yang sama di Fakultas Ekonomi UMI,” terangnya.

Sedangkan, paparan materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Iur Stefan Koos lebih banyak membahas perihal pelindungan konsumen dan kaitan produk hukum.

“Pelindung konsumen sama penting dengan produk perlu dijalankan dengan baik. Apalagi di Indonesia masyarakat terkemal heterogen,” kutipan singkat saat pembahasan materi.(*)

---