Kepala seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Makassar, Andi Mariani, dalam Coffee Morning Pemkot Makassar di Celebes Cafe, Jl. Arif Rate Makassar, Selasa (12/2/2019)

Simpang Siur Data Penderita DBD, Ini Penjelasan Dinkes Makassar

Selasa, 12 Februari 2019 | 22:22 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar mengklarifikasi angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang selama ini beredar. Memang, terjadi perbedaan data penderita DBD antara sejumlah rumah sakit dengan Dinkes Makassar.

Kepala seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Makassar, Andi Mariani menyebut hingga akhir Januari 2019, dari 45 rumah sakit yang ada, terdapat 21 pasien positif menderita DBD.

“Untuk tahun ini sedikit lebih tinggi sekarang, per Januari 21 kasus positif demam berdarah. Memang diagnosa penyakit di rumah sakit itu yang membuat angka penderita DBD hingga ratusan. Tapi setelah melakukan pemeriksaan di laboratorium itu tidak sampai DBD,” ujar Mariani dalam Coffee Morning di Celebes Cafe, Jl. Arif Rate Makassar, Selasa (12/2/2019).

Mariani mengatakan terdapat perbedaan antara DBD dengan demam dengue. Pada demam dengue gejala hanya berupa demam dan syok namun tidak sampai disertai dengan kebocoran plasma.

Sementara DBD lebih berbahaya dan memiliki konsekuensi yang lebih berat dibandingkan dengan demam dengue. Hal ini karena jika terjadi kebocoran plasma, DBD bisa berisiko kematian. 

 “Kebanyakan masyarakat terserang penyakit demam dengue bukan penyakit DBD. Kadang-kadang rumah sakit itu menganggap DBD. Untuk itu, kita lakukan pengecekan terlebih dahulu di lab untuk memastikan apakah itu DBD atau demam dengue,” kata dia.(*)


BACA JUGA