Marak Isu Sampah, LPPM Unhas Gelar Lokakarya Solusi Sampah Nasional
Dia mengungkapkan, melalui P2KKN Unhas, pihaknya akan mengagas KKN Tematik tentang pengelolaan sampah. Rencana pembukaan KKN Pengelolaan Sampah tersebut telah dipersiapkan dengan analisis wilayah sungai yang teridentifikasi tercemar dengan sampah.
“Kita sudah sampai pada analisis, beberapa wilayah sungai di Sulawesi Selatan yang kita sudah petakan, kota Makassar sendiri yang tertinggi pencemarannya. Hasil analisisnya, 80 persen sampah di laut disuplai dari sungai, lewat data GIS. Karena itu, kedepan (tahun 2019 ini) program KKN kita fokus di kota Makassar,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, menyampaikan bahwa pengelolaan sampah di masyarakat bisa teratasi dengan baik jika didasari tiga hal.
Pertama, pengetahuan tentang bahayanya sampah yang tidak dikelola dengan baik. Kedua, harus ada kesadaran yang dibangun di tengah masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Ketiga, harus ada regulasi dan sanksi.
“Kalau hanya kesadaran, sampai kapan? Keburu planet ini sudah rusak, dan perut kita sudah penuh dengan sampah plastik baru nanti kita bertindak tegas, harus ada sanksi. Saya dulu senang makan ikan Mairo. Saya pikir sehat, ternyata hasil penelitiannya Prof Akbar dan teman-teman ikan Mairo itu makannya plastik juga. Jadi, kita makan plastik sebenarnya,” ujar Rektor Unhas di depan narasumber dan peserta lokakarya.
Prof Dwia menambahkan, penyelesaian masalah sampah tidak bisa hanya mengandalkan pada masyarakat atau pemerintah saja, tetapi harus bekerja sama melibatkan berbagai unsur, termasuk perguruan tinggi sebagai agen perubahan.
Dalam sambutannya, Rektor Unhas juga mengajak peserta menjadi bagian dari penyelesaian masalah sampah dengan membangun kesadaran di komunitasnya untuk tidak menggunakan plastik secara berlebihan.