Manajemen Aston Makassar Hotel bersama sebagian karyawan memungut sampah plastik yang ada di sekitaran Anjungan Pantai Losari, Senin (22/4/2019)

Peringati Hari Bumi Sedunia, Aston Hotel Luncurkan Gerakan ANTIK

Senin, 22 April 2019 | 14:55 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Tepat di Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April 2019, Aston Makassar Hotel & Convention Center meluncurkan Gerakan ANTIK “Aston Tolak Plastik”.

Gerakan ANTIK ini merupakan aksi lanjutan setelah untuk sekian kalinya Aston Makassar Hotel berpartisipasi pada Earth Hour yang dilaksanakan serentak setiap tahunnya.

Melalui aksi ini, pihak manajemen Aston Makassar Hotel bersama sebagian karyawan memungut sampah plastik yang ada di sekitaran Anjungan Pantai Losari mulai pukul 06.30 Wita.

“Kami pertama memilih area Anjungan Pantai Losari karena merupakan objek wisata dan masih menjadi perhatian pertama saat berkunjung ke Kota Makassar, apalagi sudah hampir kelar Masjid 99 Kubah yang akan menjadi salah satu ikon Makassar kedepannya,” jelas General Manager Aston Makassar, Joko Budi Jaya yang turun langsung menggerakkan aksi pemungutan sampah plastik ini.

Sebelumnya, Aston Makassar Hotel sudah menerapkan aksi ini di lingkungan hotel dengan mengurangi penggunaan air mineral botol di kamar dan menggantikan dengan menggunakan water jug juga pengurangan penggunaan sedotan di seluruh outletnya.

“Sekarang kami sudah menggunakan water jug atau teko di dalam kamar untuk mengurangi sampah plastik mengingat kami adalah salah satu industri pelayanan membuat kami terus melakukan aksi-aksi sosial yang bermanfaat,” tambah Marketing Communication, Rari Maharani.

Rari menambahkan, selama tahun 2019 telah terkumpul sekitar 768,1 juta botol plastik bahkan lebih sedangkan untuk sedotan dan kemasan plastik bisa lebih banyak lagi dari penggunaan botol plastik.

“Selama ini kita telah hidup 80% dengan menggunakan plastik yang tidak didaur ulang. Plastik diketahui tidak dapat punah hingga 1000 tahun, sehingga dapat meracuni boga bahari (seafood) yang kemudian akan dikonsumsi oleh manusia,” ungkapnya.

Dampak dari konsumsi tersebut mungkin belum disadari oleh sebagian masyarakat. Namun beberapa sudah tersebar banyak berita yang menayangkan bagaimana makhluk hidup yang berada di laut telah mengkonsumsi sampah plastik dan dapat membunuhnya.

Namun, Rari menyatakan aksi ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut dengan mengajak seluruh masyarakat dengan aksi Tolak Plastik, mengganti tas belanjaan dengan totebag, botol dengan tumbler dan mengantongi sedotan besi sebagai alat konsumsi minuman.

“Untuk menjaga kelestarian pariwisata dan kesehatan masyarakat, Gerakan ANTIK akan terus berkembang dan mengajak berbagai kalangan untuk nantinya akan diwariskan juga oleh anak cucu kita karena sampah plastik tak akan punah,” tutupnya.(*)


BACA JUGA