Jamaah An-Nadzir Kabupaten Gowa gelar Salat Hari Raya Idul Fitri 1440 H/ 2019 M, Senin (3/6/2019)

Jamaah An-Nadzir Gowa Gelar Salat Idul Fitri 1 Syawal 1440 H

Senin, 03 Juni 2019 | 09:07 Wita - Editor: Irwan Idris -

GOWA, GOSULSEL.COM – Jamaah An-Nadzir Kabupaten Gowa menggelar salat hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah / 2019 Masehi di halaman Masjid Baitul Muqaddis kompleks pondok Jamaah An-Nadsir, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Senin (3/6/2019).

Pelaksanaan salat Idul Fitri diikuti ratusan Jamaah An-Nadzir dan berlangsung khidmat. Bertindak sebagai khatib Sekretaris Jenderal An-Nadzir atau Ketua Dewan Pengawas dan Penanggung Jawab Pendidikan dan Pembangunan Jamaah An-Nadzir Gowa, Ustadz M. Samiruddin Pademmui atau Ustadz Samir.

Dalam khutbahnya, Ustadz Samir menjelskan bahwa Bulan Ramadan yang baru saja dilalui bersama memiliki beberapa keutamaan. Salah satunya adalah di dalam Bulan Ramadan Allah menurunkan malam Lailatul Qadar.

“Di dalam Bulan Ramadan ada malam yang disebut malam Lailatul Qadar dimana seorang hamba yang menemui malam keutamaan itu maka dia seperti beribadah bagaikan 1000 bulan,” ujar Ustadz Samir.

Selain itu, Ustadz Samir juga menjelaskan bahwa bahwa Ramadan sebagai bulan pengampunan sehingga keluar dari Bulan Ramadan manusia kembali suci atau Fitri.

“Sehingga kita keluar dari Ramadan ini kita kembali ke jiwa yang fitri dan suci seperti yang kita laksanakan hari ini. Kita berada di tempat ini untuk hijarh dari tempat yang lain ke tempat yang lain. Oleh karena itu, betapa ruginya kita ketika kita berada di tempat yang diridoi Allah kalau kita mendodai perjuanagn ini akibat tingkah konyol kita,” lanjutanya.

Sementara itu, terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri yang jatuh pada hari Senin (3/6/2019) tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tim sembilan yang tunjuk untuk melakukan pemantauan terhadap bulan. Dimana pemantauannya dilakukan di beberapa hari terakhir Ramadan.

“Ini berdasarkan hasil pemantauan tim sembilan dan beberapa anggota yang tinggal di laut untuk memantau pasang air laut. Jadi kita pantau inikan sebetulnya mulai dari berdasarkan nabi mengatakan itu untuk mengetahui bulan Syaban itu antum mulainya di bulan Rajab, kemudian untuk mengetahui Ramadan ditinjau dari Syaban dan untuk Idul Fitri kita mengamati akhir Ramadan itu. Jadi ternyata tadi malam (Minggu malam 2/6/2019) sidang rapat terakhir itu tadi kita amati sudah tidak nampak bulan,” jelasnya.

Selain mengamati bulan, Ustadz Samir juga menjelaskan bahwa Jamaah An-Nadzir juga melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda alam seperti pasang surut air laut.

“Itu juga kan dikaitkan dengan fenomena alam seperti pasang surut air laut, kemudian nanti kan pergantiannya besarnya angin, kilat dan guntur yang paling terakhir itu yang air laut itu. Jadi kita memang berdasarkan pada pasang puncaknya, yang istilahnya pasang kondak,” tambahnya.(*)


BACA JUGA