Pimpin Apel Khusus, Pangkoopsau II Makassar Jelaskan Hakikat Idul Fitri

Senin, 10 Juni 2019 | 10:45 Wita - Editor: Muhammad Fardi - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Makassar, Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi memimpin langsung pelaksanaan apel khusus halal bihalal Idul Fitri 1440 H di Lapangan Apel I Makoopsau II, Senin (10/6/2019).

Pada kesempatan tersebut, Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi yang membacakan sambutan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjelskan makna dan hakikat Idul Fitri. Menurutnya hakikat Idul Fitri adalah kembali dalam kesucian. 

pt-vale-indonesia

Lanjutnya, kesucian tersebut bisa terwujud melalui dua tahapan. Pertama adalah dengan menjalankan ibadah puasa Ramadan sebagai wujud loyalitas atas perintah Tuhan dan merajut kembali tali silaturahmi dan saling maaf memaafkan, sebagai wujud integritas moral antar sesama, antar kawan seperjuangan, sebangsa dan setanah air.

“Maka esensi kesucian Idul Fitri  telah menyandingkan hubungan manusia dan Tuhan, serta hubungan antar manusia, dalam strata yang sama. Kesucian akhlak seorang muslim tidak akan terwujud dengan meninggalkan salah satunya. Menjaga persaudaraan dengan sesama adalah sama pentingnya dengan keteguhan keimanan kepada Tuhan. Untuk itu, marilah kita saling memaafkan dan mari kita rajut kembali tali persaudaraan, agar kita semua kembali dalam kesucian,” jelasnya.

Dijelaskannya lagi bahwa ibadah selama bulan Ramadhan, yang kemudian diakhiri dengan perayaan  Idul Fitri, adalah momen kontemplasi dan internalisasi budi pekerti luhur dalam nilai-nilai Islam. Namun, banyak edukasi universal yang dapat dipetik untuk meningkatkan kinerja TNI Angkatan Udara. 

“Puasa Ramadhan adalah implementasi dari 11 Azas Kepemimpinan TNI, yaitu Taqwa. Ibadah puasa Ramadhan juga merupakan manifestasi azas Ing Ngarso sung Tulodho, karena insan muslim TNI Angkatan Udara yang berpuasa memberi teladan kepada keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia. Sedangkan, perayaan Idul  Fitri adalah implementasi sifat Satya dan Legowo, yaitu loyal kepada sesama bahkan bawahan, dengan saling memaafkan tanpa melihat status jabatan dan status sosial jelas Yuyu Sutisna,” lanjutanya.

Tak hanya itu, melalui sambutan Kasau, Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi juga mengingatkan kewaspadaan atas ancaman invasi teknologi yang dihasilkan oleh Revolusi Industri 4.0 terhadap TNI Angkatan Udara.

“Saya perlu ingatkan, agar media sosial jangan membuat para Panglima, para Komandan, dan seluruh personel TNI Angkatan Udara melupakan pola kepemimpinan dan komunikasi sosial yang seharusnya. Kepemimpinan yang hebat dan luhur tidak akan terwujud karena kalian viral di media sosial. Kalian akan dihormati dan dikenang saat mampu memenangkan hati dan pikiran para anak-buah, melalui kehadiran fisik dan silaturahmi yang tulus, untuk bersama-sama membangun Angkatan Udara,” tegasnya.

Sementara itu, Di akhir sambutannya Kasau memberikan penekanan terkait dinamika politik negara yang sedang menghangat pasca Pemilihan Umum Tahun 2019. Ia meminta agar para Panglima, Komandan, dan seluruh personel TNI Angkatan Udara, bisa menahan diri serta menjaga satuan dan keluarga masing-masing. 

“Pegang teguh komitmen netralitas TNI, jangan mudah terprovokasi apalagi memprovokasi dan jangan pula melibatkan diri dalam hate speech atau ujaran kebencian dalam kehidupan bermasyarakat ataupun di media sosial. Jangan merusak kesucian Idul Fitri dengan ucapan dan perilaku tercela yang dapat mencoreng nama TNI Angkatan Udara,” ucapnya.

“Kalian bisa menjadi pemimpin hebat dengan cukup menampilkan kesahajaan hidup, namun disertai profesionalisme yang tangguh dan inspiratif. Cukuplah menjadi dirimu sendiri, sebagai sayap tanah air yang perkasa. Selamat bekerja dan berinovasi demi kemajuan TNI Angkatan Udara. Pungkas Perwira Tinggi berpangkat bintang empat ini,” tutupnya.(*)


BACA JUGA