Jalan Tani Dusun Lantaboko, Desa Bontokassi, Kecamatan Parangloe, Gowa yang curam dan sulit dilewati

Pendamping Desa: Rabat Beton dan Jalan Tani Desa Bontokassi Jadi Temuan Inspektorat

Minggu, 21 Juli 2019 | 21:08 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Rusli - GoCakrawala

GOWA, GOSULSEL.COM — Pekerjaan fisik yang dibiayai oleh Dana Desa (DD) di Desa Bontokassi, Kecamatan Parangloe, Gowa ditanggapi Pendamping Desa, Hamka Itung. Ia angkat bicara.

Dengan blak-blakan, Hamka membeberkan permasalahan pekerjaan jalan tani dan rabat beton di Desa Bontokassi. Menurut Hamka, pekerjaan jalan tani dan rabat beton itu tidak hanya jadi sorotan warga. Tapi juga jadi atensi Inspektorat Kabupaten Gowa.

pt-vale-indonesia

“Pihak Inspektorat telah turun melakukan pemeriksaan. Terutama pekerjaan rabat beton di Dusun Kampung Kassi. Hasilnya memang ditemukan ada indikasi pelanggaran RAB,” beber Hamka, Minggu (21/7/2019).

Hamka mengatakan, hasil pemeriksaan Inspektorat disarankan agar ada perbaikan terhadap pekerjaan rabat beton sepanjang 300 meter itu. Hanya saja, saran itu tak digubris oleh Kepala Desa. “Saya juga beberapa kali memberi masukan. Tapi tidak ditindaklanjuti oleh Kadesnya,” ungkapnya.

Begitupun dengan pembangunan jalan tani di Dusun Lantaboko. Hamka mengungkapkan, dari awal kurang setuju. Dengan pertimbangan, kondisi jalan tani itu curam dan tidak memungkinkan dilewati. “Tapi waktu itu Kades bersikeras dengan alasan usulan Kepala Dusun,” bilang Hamka. 

Terkait soal jalan tani itu, Hamka telah mengusulkan agar tahun 2020 diperbaiki. Permukaan jalan terutama bagian tanjakan akan dibeton. Bagian sisi jalannya juga akan dibuatkan drainase dan talud. “Usulan perbaikan jalan tani itu sudah diprogramkan tahun depan,” katanya. 

Warga Lantaboko, Iskandar menambahkan, jalan tani yang dibangun lewat Dana Desa sebesar Rp168 juta lebih pada tahun 2018 lalu itu tidak berfungsi. Selain lokasinya tidak tepat, juga ditengarai dikerja asal-asalan.

Setali tiga uang juga pada rabat beton yang dibangun di Dusun Kampung Kassi sekitar sembilan lalu. Menghabiskan anggaran Rp225 juta lebih, kondisi rabat beton itu kini rusak. Bagian permukaannya terlihat retak-retak.(*)


BACA JUGA