Sosok IYL di Mata Ketua TP PKK Kecamatan Somba Opu
GOWA, GOSULSEL.COM – Kepergian mantan Bupati Gowa dua periode, Ichsan Yasin Limpo (IYL) untuk selama-lamanya menyimpan kesan tersendiri bagi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kecamatan Somba Opu, Rahmawati Bangsawan.
Neno sapaan akrab Rahmawati Bangsawan kepada Gosulsel.com mengungkapkan bahwa IYL adalah sosok tokoh yang disiplin, tepat waktu, peduli terhadap sesama, tegas dan punya komitmen untuk pembangunan ke depan.
“Beliau (IYL) itu selalu berpesan kepada saya agar menjaga kedisiplinan, bekerja yang terbaik untuk kepentingan orang banyak. Itu yang selalu diingatkan oleh beliau agar tidak bekerja untuk diri sendiri,” ujarnya.
Lanjut Neno, IYL yang sering disapa Punggawa juga memiliki jiwa sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama.
“Biasa kalau kita pergi makan itu, beliau itu selalu menyisihkan makanan untuk orang yang ada di jalan seperti tukang becak, jadi kita itu kalau ada makanan yang belum habis biasa beliau biasa membungkusnya dan menambah makanan itu kemudian dibagikan untuk orang di jalan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, kepedulian IYL juga selalu ditunjukkan saat mereka bertemu. Menurut Rahmawati Bangsawan, setiap mereka bertemu pasti IYL yang akrab disapa Punggawa selalu membahas tentang program pendidikan dan kesehatan gratis.
“Hampir setiap hari kami bertemu apalagi waktu makan siang dan sore, kadang beliau menelpon untuk minta saya gabung-gabung atau sekedar mengajak ngopi sama-sama dan pasti saya ke sana walaupun sebentar. Dan yang dia bahas setiap ketemu itu pasti tentang pendidikan dan kesehatan, itu yang selalu dia ceritakan,” kisahnya.
Lanjut Neno, hampir setiap pertemuan dengan IYL memiliki kesan tersendiri baginya. Mulai dari pengalaman lucu hingga kena marah dari IYL.
“Beliau itu sangat tepat waktu dan disiplin. Pernah saya janjian sama beliau, dan waktu itu saya terlambat, beliau langsung marah. Waktu itu saya terlambat karena macet,” tutur Isteri Camat Somba Opu ini kepada Gosulsel.com.
Salah satu kenangan yang Rahmawati Bangsawan juga tidak bisa ia lupakan saat mereka keluar Negeri. Saat itu IYL memintanya untuk mencari taksi. Bahkan kurang lebih satu jam Neno menunggu di pinggir jalan namun tidak ada taksi berhenti.
“Itu yang tidak bisa saya lupa waktu di luar negeri bersama beliau. Beliau suruh saya cari taksi. Kurang lebih satu jam saya berdiri dan tidak ada taksi yang berhenti. Tiba-tiba beliau ketawai saya, terus beliau bilang ‘kau baca di atasmu itu, taksi dilarang berhenti’. Ternyata tempat saya cari taksi itu, saya tidak perhatikan itu papan di atas saya, ada tulisan taksi dilarang berhenti,” kenangnya melalui sambungan telepon.
Sementara itu, Rahmawati Bangsawan sendiri menyebutkan bahwa terakhir mereka bertemu saat IYL dirawat di rumah sakit Singapura.
“Terakhir ketemu saat dirawat di Singapura sebelum beliau ke Jepang. Waktu itu saya ke sana karena saya dengar beliau mau dibawa ke Jepang,” tutupnya.(*)