FOTO: Evi Mahmud (22 tahun), gadis asal pinrang yang putus sekolah banting setir jadi kuli pasir demi bertahan hidup/ist
#

Kisah Haru Gadis Manis Pinrang, Sebelum Jadi Kuli Evi Seorang Pemulung

Jumat, 22 November 2019 | 00:18 Wita - Editor: Muhammad Fardi -

PINRANG, GOSULSEL.COM – Evi Mahmud (22 tahun), gadis manis yang putus sekolah lalu menjadi kuli pasir di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan tenyata memiliki sederet kisah menyedihkan. Sebelum menjadi kuli yang tiap harinya mengangkat pasir ke atas truk, Evi pernah menjadi seorang pemulung.

Kala itu dia masih duduk di kelas 1 SD. Alasannya sangat sederhana, sebagai seorang anak tanpa ayah dan hanya ibu mejadi tulang punggung keluarga, mendorong Evi untuk memulai kehidupan yang mandiri.

pt-vale-indonesia

“Mulai dari Kecil saya suka kerja ,pernah jadi pemulung waktu SD sampai kelas dua SMP. Waktu adalah uang. Cari barang bekas lalu dijual ke pengepul, mas-mas yang biasa lewat di depan rumah,” kata Evi, Kamis (21/11/2019).

Demi menghasilkan uang jajan dan membantu ibunda, Evi mengaku sama sekali tidak pernah jijik, bergelut dengan selokan dan air kotor setiap hari sudah biasa baginya.

“Sekalian buat uang jajan kalau ke sekolah. Jadi tidak minta lagi sama mama, sebagian juga saya kasi ke mama untuk beli beras dan lauk di rumah,” kenang Evi menceritakan masa kecilnya.

Tapi Evi harus bersabar untuk menghasilkan uang. Tidak seperti pekerjaannya saat ini sebagai kuli pasir yang tiap hari bisa mendapat uang setelah mengangkut pasir ke satu rek mobil. Saat menjadi pemulung, ia harus menunggu berhari-hari supaya bisa menjual barang bekas yang dia kumpul.

“Biasanya kalau mulung adapi 25 karung saya jual.Jalan kali pergi cari biasanya. Kalau mau dibawa pulang saya pulang ambil sepeda,” ucap wanita berambut panjang lurus ini.

Tiap hari sepulang sekolah, Evi memulai aksinya mengelilingi kampung Pakoro Desa Massewae Kecamatan Duamapanua Kabupaten Pinrang hanya untuk mengumpul barang bekas. Kadang pulang saat matahari hendak terbenam, sampai di rumah, kumandan Adzan Magrib sudah terdengar.

Tak hanya jadi pemulung barang bekas, jika musim panen padi telah tiba, Evi memiliki aktivitas baru, dia menjadi pemulung sisa-sisa padi yang tertinggal disawah.

“Memang saya dari kecil pintar cari uang. Mulai mulung barang ekas. SD sampai SMP dan kerja di sawaj. Mulung padi yang tersisah kalau sudah panen baru saya timbang dipembeli,” katanya.(*)


BACA JUGA