Kampung Keramat Malam Jumat di Batas Sinjai-Bulukumba
BULUKUMBA, GOSULSEL.COM – Jika sebuah tempat ada yang dikeramatkan, maka tidak jarang di tempat itu menyimpan sederet kisah yang berbau mistis. Seperti itulah yang terjadi di sebuah perkampungan di batas Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai. Tepatnya di Kampung Macconggi Desa Barugae Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Di kampung itu memang tak ada rumah hunian. Sekitar setengah kilometer hanya kebun rimbun. Warga sekitar menyebutnya Borong Cengkeh (kebun cengkeh), karena sepanjang lokasi yang dianggap keramat itu memang tumbuh subur ribuan pohon cengkeh.
Dibagian utara jalan berupa bukit, sementara bagian selatan adalah juram yang tidak begitu terjal. Jalan raya melintang dari arah timur ke barat dan sebaliknya. Suatu waktu saya mencoba melintasi jalan itu, aura misterius langsung menyambut perjalan begitu tiba diderah yang dianggap keramat.
Konon katanya, dahulu kala ada pintu gua yang ukurannya kecil, namun kini sudah tertutup. Tidak jauh dari gua itu seringkali ditemukan peristiwa mistis. Disekitar kampung keramat juga ada kuburan umum tua, yang membatasi antara borong cengkeh dengan pemukiman warga.
Kepada warga sekitar, Hasim (41 tahun) saya mencoba mencari tau cerita tentang kampung keramat itu. Menurut dia tak sedikit pengguna jalan yang mengaku menemukan hal aneh di borong cengkeh. Apalagi kala malam jumat, sebagian orang banyak yang lebih memilih jalan lain daripada memaksakan harus melintas di borong cengkeh.
“Kalau malam jumat sebagian orang takut lewat disitu. Kalau lewat jangan sombong, beri salam atau kasi bunyi klakson sebanyak tiga kali. Dulu pernah ada sopir angkutan umum lewat tengah malam dari antar penumpang carteran. Katanya ada gadis cantik minta tumpangan, jadi sopir itu ambil. Tidak jauh dari lokasi cewek itu minta turun, setelah turun dan membelakang sopir itu heran karena bagian belakang cewek itu bolong dan tiba-tiba pakaiannya berubah jadi putih,” kata Hasim. Kamis (28/11/2019).
Tidak hanya itu saja, ada pula yang pernah mengambil tumpangan tiga orang gadis dengan rambut panjang ukuran sebahu. Namun saat mobil berjalan tiba-tiba tiga gadis itu menghilang. Menurut Hasim, dulu sebelum jalan raya belum diaspal, saat kondisi jalan masih rusak parah kejadian misterius memang kerap kali terjadi di kampung keramat borong cengkeh.
Tapi ada pula yang pernah mendapat pertolongan. Sekitar 15 tahun lalu, suatu waktu ada pengendara motor yang melintas saat hujan di malam hari. Tiba-tiba melihat rumah megah berlantai dua diatas bukit, pengendara itu berhenti untuk berteduh. Tak lama hujan berhenti dan pengendara motor melanjutkan perjalananya menuju rumah keluarganya di Kecamatan Sinjai Borong, bagian barat kampung keramat borong cengkeh.
Keesokan harinya, saat sore hari dia melintas kembali rencana menuju pulang. Pengendara itu mencari rumah megah dengan maksud untuk menyampaikan terima kasih, namun beberapa kali mengelilingi kampung keramat borong cengkeh, ia sama sekali tidak menemukan rumah yang dia tempati berteduh semalam.
“Katanya dia berteduh di rumah mewah, jadi dia bertanya dengan orang-orang disini (warga sekitar), dan diberi tahu kalau memang tidak ada rumah di situ,” kata Hasim.
Ada pula yang pernah mengaku pernah digebuk oleh mahluk yang besar dan tinggi. Dalam dimensi antara sadar dan tidak sadar karena mabuk minuman keras, akhirnya dia melawan, akibatnya seluruh tubuhnya memar.
“Jadi besoknya dia kesana liat karena penasaran, ternyata yang ditemani berkelahi dan baku pukul adalah pohon jambu yang ada dipinggir jalan. Karena tangkai-tangkai pohon jambu itu patah,” tuturnya.
Tapi bagi warga sekita sudah menganggap biasa jika melintas di kampung keramat borong cengkeh itu. Yang pasti kata Hasim, harus mengingat kepada Allah SWT, tidak takabbur dan tidak sombong.
Saya yang mencoba menggali informasi dengan narasumber lain, bertamu dengan Adhy (29 tahun), anak muda yang lahir dan besar di Macconggi. Dia tidak menampik banyak orang kerap kali menemukan hal-hal aneh, khsusnya bagi pendatang. Di ujung kampung keramat borong cengkeh ada tikungan yang tidak begitu tajam, namun sering kali tejadi kecelakaan. Letaknya tidak jauh dari kuburan umum tua.
“Dulu sering sekali, bahkan hampir tiga kali dalam seminggu. Pengakuan pengguna jalan yang kecelakaan itu kadang aneh-aneh, ada yang biasa bilang pengelihatannya jalanan lurus, ada juga melihat bayang putih yang melintas, dan macam-macam lah,” katanya.
Di tempat itu sudah menelan nyawa. Tapi sepengetahuan dia tidak ada yang meninggal di tempat. “Selalu kita temukan orang jatuh kedalam jurang,” kata dia.
Dalu waktu dia masih kecil memang dilarang keras bermain di borong cengkeh, apalagi jika saat matahari mau terbenam, pergantian antara sore dan malam.
“Saya dulu masih ingat, sering dilarang main ke sana. Yang saya tau persis itu pernah ada yang melihat kuda putih bersayap dan terbang disana, Kalau mau main kesana selalu dibilangi ada kuda terbang,” ucapnya.(*)