Kisah Para Single Mother, Bisa Hidupi Keluarga dengan Manfaatkan Teknologi
Usia tidak boleh menjadi penghalang. Memasuki usia ke-38, Lestari Hendrawati mengakui bahwa kian sulit mencari pekerjaan. Namun, ibu tunggal asal Bandung ini membuktikan bahwa kegigihan pasti berbuah manis.
“Saya sempat berpikir, apa cari kerja ke Jakarta, tapi nanti anak-anak sama siapa? Akhirnya saya pilih menjadi mitra pengemudi GrabCar di Mei 2017. Pendapatan juga ternyata lebih banyak di online. Dibilang lelah, ya lelah, tapi sebatas kaki saja. Kalau hati mah tidak. Kalau saya lelah, saya cuma satu pikirannya, saya kerja buat anak-anak. Kalau nggak narik, anak-anak dari mana makan dan minumnya. Niat dan jaga kesehatan, itu yang penting bagi saya. Teknologi benar-benar membantu setiap orang, termasuk saya,” ujar ibu dengan empat anak ini.
Kemudahan mencari penghasilan dengan bantuan teknologi juga dirasakan Bariah (30 tahun). Ibu tunggal dengan satu anak balita ini merupakan pemilik warung makan Mie Aceh Jakarta di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan. Sejak menjadi mitra GrabFood, penjualannya meningkat signifikan, “Alhamdulillah pesanan makin banyak, bisa sampai 200-300 orderan per hari.”
Untuk meladeni pesanan pembeli di warungnya yang buka 24 jam, Bariah mempekerjakan 8 orang karyawan yang bekerja bergantian. Tidak hanya melancarkan bisnisnya, Grab juga membantu kehidupan sehari-hari Bariah sebagai ibu tunggal.
“Dari pulsa, token listrik, bahkan sampai bahan-bahan masakan juga bisa beli lewat Grab jadi bisa hemat waktu dan tenaga buat main sama anak. Saya juga senang jadi bisa buka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” ucapnya.
Bulan Maret 2019, IFC merilis sebuah laporan yang memaparkan tentang bagaimana kehadiran layanan transportasi berbasis teknologi memfasilitasi perempuan untuk dapat masuk ke dalam industri transportasi. Hampir seperempat responden perempuan yang disurvei menyatakan bahwa layanan ini telah meningkatkan rasa kemandirian mereka; dibandingkan dengan 18 persen laki-laki yang berpendapat serupa. Hal ini kemudian juga meningkatkan mobilitas sosial ekonomi mereka terutama pada ruang-ruang yang didominasi oleh laki-laki.
“Temuan tersebut sejalan dengan 4 dari jutaan kisah ibu tunggal yang telah membuktikan bagaimana teknologi dapat membuat mereka lebih mandiri. Untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka, kami juga telah menghadirkan rangkaian teknologi keamanan termasuk Tombol Darurat, Verifikasi Wajah Penumpang, Panggilan Gratis dan juga Kamera GrabSiaga. Kami ingin terus mendukung mereka semua untuk dapat mengejar tujuan pribadi dalam hidup, tanpa rasa takut atau perasaan enggan,” tambah Neneng.
Laporan Dampak Sosial Grab 2018/2019 mencatatkan bahwa layanan transportasi Grab adalah 1,2 kali lebih aman dibandingkan dengan standar kualitas layanan taksi di Singapura yang dibilang sangat tinggi. Menciptakan keseharian yang lebih baik bagi setiap perempuan dengan teknologi, menjadi sebuah misi yang lekat di hati kami. #EachForEqual, teknologi yang mempersatukan.(*)