Partisipasi Sensus Penduduk 2020 di Makassar Masih Rendah
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Sensus Penduduk Online yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Makassar rupanya masih rendah. Hingga kini, partisipasi Sensus sementara baru di angka 31,15%.
Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar telah menargetkan pendataan bisa mencapai 81.370 Kartu Keluarga (KK). Namun, sayangnya, pihaknya baru mendapatkan pendataan sebanyak 25.350 KK yang jika dipersentasikan ialah 31.15%.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Makassar, Aryati Puspasari mengaku, bahwa angka tersebut memang sangatlah jauh dari target. Ini juga membuktikan jika partisipasi masyarakat masih kurang untuk mengisi data Sensus Penduduk.
“Masih banyak, masih jauh, jadi inikan kita targetnya 81.370 KK sedangkan yang baru melakukan sensus mandiri itu 25.350 KK jadi equivalent 31,15%,” katanya.
Menurutnya, angka 81.370 KK terbilang sedikit dan hanya menutupi sebanyak 24%. Sementara total angka penduduk di Makassar tercatat sampai 390.000 KK lebih.
“Angka 81.000 KK itu kecil karena itu hanya 24% dari jumlah KK yang ada di Makassar, KK yang ada di Makassar itu ada 390.000 lebih KK,” ujarnya.
Seharusnya, kata Aryati, masyakarat bisa mengambil momentum ini untuk melakukan pengisian Sensus Penduduk. Sebab, adanya imbauan Pemkot Makassar mengenai tinggal sementara di rumah selama pandemi Corona, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pengisian data. Apalagi, untuk persoalan jaringan dinilainya sangat tidak beralasan lantaran seluruh Makassar telah ter-cover oleh koneksi internet.
“Jadi sebenarnya saat ini momentumnya bagus karena kita tinggal di rumah sebaiknya mereka malakukan sensus mandiri karena hanya menggunakan internet ataupun paket data, tidak juga besar dan mereka ada di rumah sensusnya,” katanya.
Batas waktu pengisian Sensus Penduduk 2020 juga telah diperpanjang hingga 29 Mei mendatang oleh BPS Pusat. Ia pun menjelaskan bahwa ada konsekuensi yang ditanggung masyarakat yang tidak melakukan sensus online. Mereka yang tidak menginput akan terdata otomatis dan nantinya rumah mereka akan disambangi oleh tim yang nantinya mendata secara manual.
“Otomatis kalau dalam kondisi seperti ini yang harus physical distancing maka pasti masyarakat akan terganggu kita juga tidak tau, bisa saja pencacah ini carrier,” katanya.
Para petugas rencana jika tidak ada perubahan waktu, bakal dipastikan akan datang ke tiap rumah pada tanggal 1 Mei mendatang. Tentunya, untuk melakukan pendataan berdasarkan data masyarakat yang belum menginput online tersebut.
“Makanya kami berharap masyaarkat yang sementara stay itu eloknya melakukan sensus mandiri karena fasilitas internet pasti punya itukan juga mengurangi kontak petugas saat mereka datang,” ujarnya. (*)