Kabupaten Rembang mengembangkan penangkaran benih jagung hibrida

Rembang Sukses Panen Benih Jagung Hibrida

Selasa, 28 April 2020 | 21:19 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

REMBANG, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong kegiatan pengembangan petani produsen benih jagung hibrida berbasis korporasi petani. Tidak mau ketinggalan dengan tetangganya yaitu Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang juga mengembangkan penangkaran benih jagung hibrida yang dirilis Badan Litbang Kementan varietas JH 37.

Kabupaten Rembang mengembangkan penangkaran benih jagung hibrida

Alhasil, terkait hal ini kelompok tani di Kecamatan Jatirogo Tuban yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sale Rembang, telah membuktikan keberhasilan dalam memproduksi benih jagung hibrida varietas Nasa 29. Keberhasilan petani Jatirogo ini yang menginisiasi petani di Kecamatan Sale untuk menangkarkan benih jagung hibrida.

pt-vale-indonesia

Syukur, salah satu petani di Kecamatan Sale tersebut hampir tidak percaya hasil pembenihan tongkolnya besar-besar hampir sama dengan lengannya. Dari hasil timbangan 1 kg ada 4 tongkol.

“Pada bulan April ini petani berhasil panen benih jagung hibrida produk rakitan anak bangsa varietas JH 37 seluas 15 ha di Kelompoktani Krinjo Makmur, Desa Sale, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang dengan hasil rata-rata 6 ton perhektar,” demikian kata Syukur, Selasa (28/4/2020).

Akan keberhasilan ini, Syukur mengaku kelompok tani lain menjadi termotivasi ingin ikut program korporasi jagung hibrida. Dirinya sangat bersyukur sekali mendapat bantuan korporasi jagung dari Kementan, paparnya.

“Tak lupa saya ucapkan terima kasih atas dukungan seluruh jajaran Kementan, Dinas Pertanian, petugas lapangan, dan PT Twinn yang diwakilkan Pak Eko dan rekannya yang selalu mendampingi saya dari nol cara buat benih hingga gropyokan saat didera ulat grayak siang malam,” ujarnya.

Syukur mengungkapkan biasanya pendapatan mereka dari tanam jagung konsumsi per ha sekitar Rp12 juta/ha. Namun dengan koorporasi benih rata-rata jadi menghasilkan calon benih 6 ton/ha, dengan biaya produksi petani sebagian sudah dibantu pemerintah lewat koorporasi, maka pendapatan petani yang kami dapat sekitar Rp31,5 hingga Rp36 juta/ha.

“Artinya, ada peningkatan pendapatan 2 sampai 3 kali lipatnya, alhamdulillah,” ungkap Syukur dengan bangga.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Suratmin menuturkan petani Rembang sangat antusias sekali setelah melihat hasil panen Korporasi Benih Jagung April ini. Petani menjadi piawai membuat benih sendiri, tongkolnya besar-besar, hasil babat tetua jantan yang tidak terpakai dan masih hijau bisa untuk pakan ternak, serta yang menggembirakan ada perubahan peningkatan pendapatan petani.

“Semula, Rembang di tahun 2019 mendapatkan bantuan Pengembangan Perbenihan Jagung Hibrida Berbasis Korporasi Petani seluas 55 hektar. Tahun 2020 ini alokasinya bertambah luas 3 kali lipat menjadi 169,5 hektar,” katanya.

Pada kesempatan yang sama Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi berharap agar Rembang mampu mencetak produsen benih jagung hibrida rakitan anak bangsa yang handal, mandiri, inovatif untuk memenuhi kebutuhan benih daerah tersebut. Arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakni ke depan tiap wilayah tidak perlu lagi mendatangkan benih jagung hibrida dari luar provinsi.

“Dengan begitu, petani bisa tepat waktu tanam sesuai kebutuhan petani. Korporasi kan tujuannya agar masyarakat tani lebih meningkat kapasitasnya,” ujarnya

“Sama halnya yang selalu digaungkan oleh Bapak Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi dengan program Pro Paktani. Hendaknya program bantuan arahnya membentuk kawasan yang terintegrasi dari hulu sampai hilir dan dikelola secara profesional, komprehensif dengan pola integrated farming dan ke arah zero waste,” sambung Takdir.

Plt Inspektur Jenderal Kementan Gatot Irianto yang sempat mengunjungi lokasi ini beberapa waktu lalu mengatakan hasil korporasi benih jagung hibrida petani Rembang cukup baik. Menurutnya, sejatinya kunci berhasil tidaknya korporasi adalah kerjasama yang berkelanjutan, dibiayai oleh bantuan pemerintah hanya 2 sampai 3 kali dan luasan terus bertambah serta petaninya tambah sejahtera.

“Saya terus mendorong kemandirian petani berbasis korporasi. Kami selalu hadir untuk petani,“ tegasnha.

Untuk ikut mensuskseskan program korporsasi ini, Direktur PT. Twinn, Rakimin membenarkan pihaknya siap melanjutkan kemitraan perbenihan jagung hibrida dengan petani.

“Meski tidak ada bantuan dari pemerintah, kami tetap komitmen membantu petani disini,” katanya.(*)


BACA JUGA