Ilustrasi (foto: INT)

Tanggapan Disdik Makassar Soal Wacana Sekolah Kembali Dibuka Juli

Kamis, 21 Mei 2020 | 19:41 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kemendikbud RI membuka wacana mengenai belajar di sekolah kembali dimulai Juli nanti. Bahkan, saat ini pihaknya telah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses belajar mengajar bisa lagi di sekolah.

Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Hamid Muhammad. Ia mengaku jika pihaknya sudah membahas ini sejak awal Mei 2020.

pt-vale-indonesia

“Sudah dibahas minggu lalu. Tinggal tunggu keputusan pemerintah kalau sudah final,” kata Hamid.

Wacana tersebut ditanggapi oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar, Abdul Rahman Bando. Ia mengaku, apapun yang menjadi keputusan pemerintah pusat mesti dilakukan. 

Apalagi, pihaknya tetap mengacu jumlah kasus Covid-19 yang ada di Makassar. Selama grafik pandemi masih belum melandai, maka pihaknya pun belum berani untuk mengembalikan peserta didiknya ke sekolah.

“Kalau tim gugus tugas Covid-19 nasional dan kota sudah mengatakan kondusif baru kami bisa berani di dinas teknis pendidikan untuk mengembalikan anak anak ke ruang kelas,” katanya, Kamis (21/5/2020).

Lebih lanjut, kata dia, Disdik Kota Makassar terus melakukan perbaikan dari sisi manajemen pembelajaran jarak guna meningkatkan kualitas. Ia mengatakan dirinya tengah menggenjot teknis belajar jarak jauh bagi tenaga pengajar agar jauh lebih baik.

“Sekarang ini kalau saya boleh katakan belum ada format baku nya soal belajar jarak jauh ini karena tiba-tiba melakukan,” ucapnya. 

Selama proses belajar dari rumah, sejumlah kendala ditemukan diantaranya terbatasnya jaringan internet. Poses belajar pun terpaksa belajar secara manual. 

“Itu yang saya pernah jelaskan bahwa terpaksa ada yang belajar dengan portofolio dengan tugas dengan memberikan penjelasan secara manual di mana bahkan ada yang orang tuanya datang jemput ke sekolah model portofolio yang dikasih gurunya,” katanya.

Rahman memberikan contoh seperti yang pulau Kodingareng. Sejumlah kendala yang dihadapi salah satunya tidak adanya listriknya disiang hari.

“Begitu dia punya hp lowbat tidak bisa lagi. Secara umum di pulau pakai genset, kendala memang itu di pulau,” ucapnya

“Di Daratan listrik tersedia sepanjang waktu. Tapi masih ada problemnya, beberapa anak didik tidak memiliki smartphone. Ada lagi yang punya tapi kuota terbatas,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA