Bantaeng dan Jeneponto Terdampak Parah Banjir di Sulawesi Selatan
BANTAENG, GOSULSEL.COM – Banjir menerjang dua kabupaten di Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto menjadi wilayah terdampak akibat banjir pada Jumat (12/6) kemarin. Banjir diduga akibat meluapnya Sungai Calendu yang tidak mampu menampung debit banjir serta hujan di hulu sungai.
Muhammad Dadang Kurniawan dari tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) – ACT di Bantaeng melaporkan, lokasi terparah yang terdampak banjir yakni Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissappu. Diperkirakan ada ribuan kepala keluarga terdampak akibat banjir.
“Saat ini kondisi air sudah surut di sejumlah titik. Namun saat banjir surut, yang tertinggal adalah timbunan lumpur hingga setebal 30 sentimeter. Warga mengungsi di gedung PKK, tetapi sudah ada sebagian yang kembali ke rumahnya untuk membersihkan sisa-sisa banjir,” kata Dadang pada Sabtu (13/6/2020) ini.
Dadang menambahkan, banjir juga menelan 2 korban jiwa di Bantaeng dan merusak sejumlah fasilitas umum.
Saat itu, tim MRI dan ACT di Bantaeng telah mendirikan satu unit dapur umum dan pokso darurat. Posko berlokasi di Jl Garegea, Kelurahan Tappanjeng. Tim telah membagikan makanan siap saji kepada warga di sekitar lokasi. Warga saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik.
“Untuk saat ini memang hanya bantuan pangan dan makanan siap saji yang paling mendesak. Serta logistik seperti selimut dan obat-obatan. Posko akan terus berjalan, sembari kami akan terus memantau kemungkinan terjadinya banjir susulan. Karena hingga siang ini hujan masih turun meskipun dengan intensitas rendah,” jelas Dadang.
Sementara tim MRI – ACT Jeneponto masih dalam perjalanan menuju lokasi terdampak pada Sabtu siang ini. Informasi sementara dari kepala desa setempat, warga masih melakukan evakuasi karena ada 5 orang hilang dan hingga kini masih dalam pencarian.
“Sementara tim masih menuju ke lokasi. Adapun keterangan dari kepala desa setempat yang kami hubungi sekitar jam 10 pagi, warga setempat masih dalam proses pencarian korban longsor dan korban hanyut.
Sebelumnya sudah ditemukan satu orang korban meninggal dunia dan sementara ini dalam proses pencarian 5 korban lainnya yg diketahui terdampak bencana tersebut,” ujar Muhammad Sri Sultan Arif, relawan MRI Jeneponto.
Rencananya tim juga akan memfokuskan kepada evakuasi korban terlebih dahulu sebelum menurunkan bantuan.
“Untuk sementara teman-teman relawan berinisiatif untuk terjun ke lokasi bencana untuk melakukan evakuasi jika dibutuhkan. Dan sebagian teman-teman relawan lainnya saat ini sedang melakukan aksi galang donasi,” kata Sultan.(*)