Tak Kunjung Usai, PPDB Makassar Terus Dikritik Orangtua Calon Siswa
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Persoalan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) online di Makassar rupanya belum usai. Tahap jalur zonasi yang telah dibuka sejak 13 Juli ini juga kembali disoroti puluhan orang tua calon siswa.
Kian bermasalahnya PPDB ini membuat puluhan orangtua calon siswa baru PPDB mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar, Kamis (16/7/2020). Mereka membawa spanduk protes atas layanan Disdik yang dianggap tidak ada solusinya sejak dibukanya jalur zonasi.
“Dari tanggal 30 hingga saat sekarang ini tidak ada perbaikan -perbaikan yang dilakukan (Disdik). Justru hanya membuat kesalahan dari kesalahan,” ucap orangtua calon siswa PPDB, Muslimin dari balik pagar kantor Disdik.
Selain itu, orangtua calon siswa lain yang enggan disebutkan namanya juga mengeluhkan lantaran titik koordinat dalam website PPDB tidak kunjung ditemukan alias mesin pencari titik lokasi tidak bekerja.
“Pada saat web dibuka, selalu tidak ditemukan titik koordinatnya. Baru saya ini kodong tidak terlalu mengertika itu internet,” katanya.
“Empat harima ini kodong pulang bale dari Racing Centre (ke Disdik) naik bentor. Habismi biayaku, nda adaji juga solusi nakasiki Disdik. Jadi ini anakku kodong kemungkinan saya akan carikan saja sekolah swasta murah saja,” keluhnya.
Pendaftaran PPDB sistem zonasi ini dibuka sejak Senin-Selasa (6-7/7/2020), pengumuman pada Rabu (8/7/2020), pendaftaran ulang pada Kamis-Sabtu (9-11/7/2020), dan Masa Orientasi Siswa (MOS) pada 20-23 Juli mendatang.
Sementara itu, Ketua Panitia PPDB Kota Makassar Ahmad Hidayat yang diwawancara terpisah mengaku memang ada masalah pada website PPDB. Dimana persoalannya ada di kesalahan data.
“Contoh ada yang pindah, misalkan di Tamalate pindah ke Rappocini dan dia tidak sempat melaporkan ke pihak sekolah bahwa dia pindah dan masih memakai alamat lama, nah inilah yang kemudian kita fasilitasi kita bantu, kita kasi pindah,” ungkap Ahmad.
Ahmat mengatakan persoalan seperti ini sebenarnya bisa diselesaikan di tingkat sekolah namun terkadang orangtua calon siswa lebih memilih untuk datang langsung di kantor Disdik Makassar.
Untuk itu, pelayanan di Dinas Pendidikan disebut berlangsung hingga pukul 03.00 Wita. Sementara untuk operator sendiri Ahmat menyebut bekerja selama 24 jam.
“Sebenarnya ini persoalan bisa diselesaikan di sekolah cuman, kan di sekolah juga protokol kesehatan di jalankan dan mungkin orang tua bagaimana jadi dia lari kesini (Disdik). Tapi itu juga tidak banyak,” pungkasnya.
Ia pun menepis akan adanya isu permainan dalam pendaftaran ini. Maka dari itu, Ahmat meminta pada semua pihak untuk mendukung kegiatan ini agar supaya kata dia semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.(*)