Laporan Banjir Bandang di Lutra, 38 Orang Meninggal Dunia
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Luwu Utara (Lutra) masih berduka atas kejadian Banjir Bandang yang terjadi di Masamba pada 13 Juli lalu. Hingga hari ini tercatat 38 orang meninggal dunia.
Sementara itu, ada 10 orang yang masih dalam pencarian. Kemudian 106 orang telah dirawat lantaran mengalami luka-luka.
Adapun data ini dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) pukul 22.00 WITA, per 21 April. Bahkan, laporan tersebut telah beredar di beberapa grup WhatsApp.
Bahkan, telah dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulsel, Endro Yudo Waryono. Ia menyebut laporan tersebut memang diteruskan ke berbagai pihak untuk mengetahui informasi terkini dari Lutra.
“Benar,” singkatnya saat dihubungi, Rabu (22/7/2020).
Dari laporan tersebut, dijelaskan bahwa sebanyak 14.483 orang yang telah mengungsi di tiga kecamatan. Diantaranya, Sabbang, Baebunta, dan Masamba. Namun, ada juga pengungsi yang berlokasi di Baebunta Selatan, Malengke, dan Malengke Barat. Namun saat ini masih dalam tahap pendataan.
Sedangkan kerugian materi akibat bencana ini, diantaranya 9 sekolah, 4.202 rumah terdampak, 13 unit rumah ibadah, 3 fasilitas kesehatan, 8 kantor pemerintahan. Kemudian jalan yang terdampak sepanjang 12.8 KM, 9 unit jembatan, dan 2 unit fasilitas umum.
Kemudian 100 meter pipa air bersih terdampak, 2 bendungan irigasi, 1 pasar tradisional, 82 unit mikro usaha, 219 hektar lahan pertanian, 241 hektar lahan persawahan, dan bahkan 1 peralatan dapur umum milik BPBD terbawa hanyut ke Sungai Masamba.
Berikut laporan lainnya terkait bencana banjir bandang di Lutra:
Upaya :
• TRC BPBD dan pemerintah kecamatan masih melakukan Asessment perbaikan data pengungsi untuk setiap Kecamatan yang terdampak.
• Pencarian, Evakuasi dan pendataan korban Jiwa dilakukan oleh tim Basarnas, TNI, Polri TRC PB, dan Relawan lainnya.
• Alat berat maberoprasi untuk membuka jalur – jalur jalan yang tertutup material pasir.
• BPBD mendistribusikan bantuan logistik dan pembagian pakaian layak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena banjir.
• Melakukan pendataan pengungsi di 6 Posko Taktis (Posko Radda, Posko Masamba, Posko Bone, Posko Bone Tua, Posko di Depan Kantor Bupati)
• Assessment kerusakan infrasruktur bangunan pemerintahan, fasilitas umum, dan fasilitas sosial.
Kebutuhan mendesak :
• Air bersih
• Tandon Air
• Pompa Air
• Obat-obatan dan Suplemen
• MPASI
• Pakian dalam wanita
• Popok balita dan Lansia
• Selimut dan Sarung
• Peralatan pembersih rumah
• Family Kit
• Masker
• Genset
• Alat Penerangan Portable
• WC Potable
• Mobil Tangki
• Data pengungsi untuk lokasi Kec. Masamba dan Kec. Baebunta perlu segera di Validkan.
Kendala :
• Keterbatasan alat berat (eksavator dan truk pengangkut material) untuk membuka akses jalur yang tertimbun material lumpur.
• Keterbatasan alat transportasi dan kendaraan oprasional guna distribusi logistik dan bantuan serta mobilisasi relawan.
• Pengungsi tersebar dibeberapa titik sehingga untuk melakukan pendataan butuh waktu yang agak lama
• Rusaknya saluran pipa PDAM dan mengakibatkan kesulitan air bersih
• Kurangnya unit dapur umum.
• Masih terdapat beberapa titik pengungsi yang kurang mendapatkan bantuan logistic dikarenakan akses jalan yang masih tertimpun dan hanya bisa dilalui oleh kendaran R2.
• kurangnya chain saw serta kurangnya APD (sarung tangan latex) untuk mengevakuasi jenazah.
Kondisi Mutakhir :
• Pengimputan data Lapangan sementara di laksanakan oleh Tim Kominfo
• Sebaran pos dapur umum tersebar di 6 Titik
• Penambahan Gudang Logistik di halaman Posko utama dengan menggunakan tenda BNPB.
• BPBD dibantu oleh relawan atau Komunitas Motor Trail untuk mendistribusikan logistik ke wilayah yang sulit dijangkau oleh Roda 4.
• Persediaan Air mineral untuk saat ini sangat cukup
• Stok paket Sembako yang tersedia di posko induk hanya untuk instansi yang bertugas untuk mendistribusikan ke wilayah masing-masing.(*)